Nissan Leaf generasi ketiga akhirnya diperkenalkan dalam bentuk produksi menjelang peluncuran resminya pada akhir tahun ini. Model terbaru ini mengalami perubahan signifikan, bertransformasi dari hatchback konvensional menjadi crossover untuk mengikuti tren kendaraan yang lebih tinggi. Diluncurkan pertama kali pada 2010 sebagai salah satu mobil listrik pasar massal pertama, Leaf kini menggunakan platform CMF-EV dari aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi, yang juga menopang Nissan Ariya. Mobil ini akan berbagi banyak elemen dengan Nissan Juke EV yang segera hadir.
Leaf generasi terbaru akan diproduksi di pabrik Nissan di Sunderland, Eropa, yang saat ini sedang mengalami ekspansi besar. Meski dimensi keseluruhannya sedikit lebih pendek dari pendahulunya, desainnya yang lebih tinggi memberikan tampilan lebih besar. Mengadopsi elemen desain dari Ariya, Leaf dirancang dengan aerodinamika optimal yang menghasilkan koefisien hambatan hanya 0,25, meningkatkan efisiensi dan jarak tempuh. Walau belum ada detail spesifikasi resmi, François Bailly, kepala produk Nissan Eropa, mengisyaratkan bahwa model ini mampu menempuh jarak lebih dari 598 km dalam sekali pengisian daya, menegaskan fokus Nissan pada efisiensi perjalanan jauh.
Nissan juga membekali Leaf dengan teknologi terkini melalui platform Car and Connected Service (CCS) yang diperbarui. Sistem infotainment berbasis Google serta fitur bantuan pengemudi canggih akan memperkaya pengalaman berkendara. Kepala desain global Nissan, Alfonso Albaisa, menekankan bahwa model ini mencerminkan demokratisasi teknologi dengan tampilan modern, proporsi ideal, serta interior yang mengusung konsep futuristik dan terbuka. Transformasi Leaf ini menunjukkan langkah besar Nissan dalam menghadirkan mobil listrik yang lebih inovatif dan berorientasi pada kebutuhan pengemudi masa depan.