Mobil Dinas Paus Fransiskus Kini Sepenuhnya Bertenaga Listrik

Vatican City kini memiliki mobil dinas resmi yang sepenuhnya bertenaga listrik, sebuah langkah simbolis yang mempertegas komitmen Gereja Katolik dalam mendukung upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Mobil baru ini, yang digunakan oleh Paus Fransiskus, menggantikan kendaraan berbahan bakar fosil yang sebelumnya digunakan untuk kegiatan-kegiatan resmi, termasuk perjalanan dalam dan luar negeri.

Mobil listrik yang digunakan oleh Paus Fransiskus tersebut adalah model dari produsen otomotif terkenal asal Italia, yang dirancang khusus dengan desain elegan namun tetap mengutamakan keamanan dan kenyamanan. Kendaraan ini dilengkapi dengan teknologi canggih serta baterai dengan kapasitas besar, yang memungkinkan jarak tempuh cukup jauh meskipun memiliki ukuran kompak. Hal ini memastikan Paus tetap dapat melakukan perjalanan dengan aman dan efisien di dalam kota maupun acara resmi lainnya.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya Gereja untuk lebih mendukung keberlanjutan lingkungan, sejalan dengan seruan Paus Fransiskus dalam enciklik Laudato Si’ yang menekankan pentingnya menjaga bumi dan memperlambat laju kerusakan lingkungan akibat polusi. Dengan memilih mobil listrik, Vatikan ingin memberi contoh positif tentang bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk kebaikan bersama, khususnya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

Paus Fransiskus sendiri telah lama dikenal sebagai pendukung penting dalam upaya perlindungan lingkungan. Keputusan untuk mengganti mobil dinas dengan kendaraan ramah lingkungan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara-negara dan organisasi lain untuk lebih serius dalam mengadopsi solusi ramah lingkungan.

Inovasi ini mendapat respons positif dari banyak kalangan, yang memuji Vatikan atas langkah progresif tersebut dalam mewujudkan dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Zeekr 009 di Malaysia Tawarkan Harga Lebih Terjangkau Dibanding Alphard!

Jakarta – Pasar otomotif Malaysia dikejutkan dengan kemunculan Zeekr 009, sebuah MPV listrik dari China, yang ditawarkan dengan harga lebih terjangkau dibandingkan Toyota Alphard. Hal ini berkebalikan dengan situasi di Indonesia, di mana Zeekr 009 dijual dengan harga yang lebih tinggi daripada Alphard.

Zeekr 009 baru-baru ini melangsungkan debutnya di Malaysia, setelah sebelumnya membuka pemesanan sejak dua bulan lalu. Di Malaysia, Zeekr 009 tersedia dalam dua varian: Luxury dan Ultra Luxury. Menariknya, kedua varian ini dibanderol dengan harga lebih rendah dibandingkan dengan Toyota Alphard yang menjadi pesaingnya.

Menurut informasi dari Paultan, Zeekr 009 Luxury dengan konfigurasi kursi 2-2-3 dijual seharga 349.800 ringgit, atau sekitar Rp 1,2 miliar. Sementara varian Ultra Luxury dengan konfigurasi tempat duduk 2-2-2 dibanderol 359.800 ringgit, setara dengan Rp 1,29 miliar. Sebagai perbandingan, harga Toyota Alphard di Malaysia dimulai dari 438.000 ringgit, atau sekitar Rp 1,57 miliar.

Di Indonesia, situasinya berbeda. Zeekr 009 baru saja mengumumkan harga indikatif di pasar Indonesia, yaitu antara Rp 2,25 hingga Rp 2,7 miliar. Sementara Toyota Alphard di Indonesia dijual dengan harga antara Rp 1,4 hingga Rp 1,7 miliar. Meski demikian, Zeekr tetap optimis dengan harga yang ditawarkan di Indonesia.

“Yang paling penting bagi kami adalah memperkenalkan produk ini dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat dan memberikan pemahaman yang jelas tentang mobil ini serta posisinya di pasar. Zeekr adalah bagian dari Geely Holding Group,” ujar Chief Executive Officer PT Premium Auto Prima, Temmy Wiradjaja.

Menariknya, harga Zeekr 009 yang lebih murah daripada Alphard ini juga terjadi di Thailand. Di sana, Zeekr 009 dijual dengan harga 3.099.000 baht, atau sekitar Rp 1,42 miliar, lebih murah dibandingkan dengan Alphard dan Vellfire yang dijual dengan harga antara 4,129 juta hingga 4,499 juta baht (sekitar Rp 1,9 miliar hingga Rp 2 miliar).

Dari segi spesifikasi, Zeekr 009 adalah kendaraan mewah dengan performa tinggi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan individu modern. Ditenagai oleh sistem penggerak dua motor yang menghasilkan daya maksimum sebesar 450 kW (603 dk) dan torsi 693 Nm, Zeekr 009 mampu melesat dari 0 hingga 100 km/jam dalam waktu hanya 4,5 detik

Dengan baterai lithium-ion berkapasitas 116 kWh, kendaraan ini menawarkan jarak tempuh hingga 582 km (berdasarkan standar WLTP), menjadikannya pilihan ideal bagi mereka yang mengutamakan performa dan efisiensi energi.

Menperin Rencanakan Insentif PPN DTP dan PPnBM untuk Mobil Baru di Tahun Depan

Performa pasar otomotif di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir mengalami penurunan yang cukup signifikan. Banyak pabrikan yang mengungkapkan bahwa kondisi ini disebabkan oleh pelemahan daya beli masyarakat. Bahkan, Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) mengoreksi target penjualan mobil tahun ini dari yang semula diprediksi mencapai 1 juta unit menjadi 850 ribu unit. Beberapa analis memperkirakan, tantangan serupa masih akan membayangi pasar kendaraan roda empat pada tahun depan.

Melihat situasi ini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan wacana untuk memberikan insentif pajak guna mendongkrak industri otomotif di Indonesia. Pada tahun sebelumnya, pemerintah memberikan insentif hanya untuk mobil listrik. Namun, Agus Gumiwang memastikan bahwa insentif tersebut akan diperluas, tidak hanya untuk kendaraan listrik, tetapi juga untuk mobil dengan pembakaran internal (ICE) dan kendaraan hybrid.

Menurut Menperin, kebijakan ini termasuk dalam kebijakan pajak yang melibatkan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). “Kami sudah membahas hal ini, dan tidak hanya untuk mobil listrik, tapi juga untuk kendaraan hybrid dan jenis lainnya. Ini adalah upaya pemerintah untuk mendukung sektor otomotif,” ungkap Agus Gumiwang, sebagaimana dilansir dari Liputan6.

Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan dua aspek penting: daya beli masyarakat yang tergerus oleh kondisi ekonomi, serta kebutuhan sektor industri untuk terus bergerak. Pemerintah berharap, dengan insentif pajak, industri otomotif dapat kembali bergairah, sementara daya beli masyarakat tetap terjaga.

“Ini adalah dua hal yang perlu kami perhatikan secara seimbang. Salah satunya adalah daya beli, di mana UMP (Upah Minimum Provinsi) perlu ditingkatkan. Di sisi lain, kami juga harus memperhatikan kinerja industri, dan itu bisa dilakukan melalui pemberian insentif serta stimulus yang akan kami persiapkan,” tambah Agus.

Namun, meskipun kebijakan ini sudah dipastikan, Menperin belum mengungkapkan kapan insentif pajak ini akan diterapkan. Yang jelas, insentif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap daya beli masyarakat pada tahun depan, sekaligus mendukung kinerja industri otomotif yang tengah menghadapi tantangan.

Respons Positif dari Hyundai Motors Indonesia

Hyundai Motors Indonesia (HMID), salah satu agen pemegang merek (APM) yang juga memiliki pabrik di Indonesia, menyambut positif rencana pemberian insentif tersebut. Budi Nur Mukmin, Chief Marketing Officer HMID, menilai kebijakan ini akan memberikan dampak positif bagi produsen maupun konsumen.

“Jika insentif PPN dan PPnBM untuk mobil konvensional dan hybrid bisa mencapai nol persen, kami rasa ini akan sangat menguntungkan pasar. Harapannya, kebijakan ini bisa memberikan dampak positif bagi kami sebagai produsen dan juga meringankan beban konsumen,” ujar Budi, di sela-sela acara media drive Santa Fe di Garut, Jawa Barat.

Budi juga menambahkan bahwa pasar otomotif pada tahun depan diperkirakan akan menghadapi risiko yang lebih besar, dengan beberapa analis memprediksi penurunan pasar hingga 8 persen pada 2025. Oleh karena itu, keberadaan insentif pajak dari pemerintah sangat diharapkan untuk membantu produsen otomotif, seperti Hyundai, serta meringankan beban masyarakat agar daya beli tetap terjaga.

Dengan kebijakan insentif yang diusulkan ini, diharapkan sektor otomotif Indonesia dapat kembali bangkit, dan pasar mobil hybrid yang semakin berkembang dapat menerima manfaat langsung dari stimulus tersebut. Pemerintah berharap, langkah ini akan menciptakan ekosistem otomotif yang lebih inklusif dan berkelanjutan, mendukung perkembangan kendaraan ramah lingkungan, serta membantu masyarakat dalam memiliki kendaraan dengan harga yang lebih terjangkau.

Pemerintah Tinjau Kebijakan Pembatasan Subsidi BBM untuk Kendaraan Plat Hitam

Pemerintah Indonesia kini tengah menyelesaikan tahap akhir dalam penentuan kriteria masyarakat yang akan mendapatkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Salah satu opsi yang sedang dibahas adalah membatasi penerima subsidi hanya untuk pemilik kendaraan dengan pelat nomor non-pribadi, seperti pelat kuning.

Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. Ia menjelaskan bahwa kelompok yang akan menerima subsidi BBM meliputi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta kendaraan dengan pelat kuning yang digunakan untuk angkutan umum.

“Tidak semua orang berhak mendapatkan subsidi. Penerima subsidi BBM tidak akan menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang juga sedang dipersiapkan oleh pemerintah,” kata Bahlil. Ia juga menambahkan bahwa kriteria penerima subsidi BBM akan diumumkan pada waktu yang tepat, karena saat ini masih dalam tahap perumusan.

Bahlil menegaskan bahwa angkutan umum, seperti kendaraan dengan pelat kuning dan transportasi barang, akan mendapatkan subsidi untuk jenis BBM seperti Pertalite dan Biosolar. Subsidi ini bertujuan untuk menjaga kestabilan harga transportasi agar masyarakat bisa terus menikmati tarif yang terjangkau.

Selain itu, Bahlil menyarankan agar kendaraan angkutan barang dengan pelat hitam yang selama ini tidak termasuk penerima subsidi, diharapkan bisa beralih menggunakan pelat kuning. Ia menekankan bahwa pemberian subsidi BBM untuk kendaraan non-angkutan umum, seperti truk angkutan tambang, angkutan sawit, atau truk pabrik, tidak sesuai dengan tujuan dari subsidi ini.

“Apakah pantas jika kendaraan pribadi berpelat hitam menerima subsidi solar? Bukankah lebih tepat jika subsidi tersebut diberikan kepada kendaraan yang benar-benar digunakan untuk kepentingan publik?” kata Bahlil dengan tegas.

Pernyataan ini juga mengindikasikan adanya kemungkinan perubahan aturan mengenai pembatasan subsidi yang sebelumnya bergantung pada kapasitas mesin kendaraan.

Terkait dengan pelat hitam yang dimaksud, Bahlil mungkin merujuk pada pelat putih. Sejak 2021, Polri telah mengganti warna pelat kendaraan pribadi dari hitam menjadi putih. Kendaraan yang masih menggunakan pelat hitam akan segera diperbarui menjadi pelat putih pada saat proses perpanjangan STNK.

Sebagai tambahan, pelat kuning tetap digunakan untuk kendaraan angkutan umum, pelat merah untuk kendaraan dinas pemerintah, dan pelat hijau untuk kendaraan yang beroperasi di kawasan perdagangan bebas.

Bahlil juga mengungkapkan bahwa pemerintah akan mengumumkan mekanisme penyaluran subsidi BBM dan BLT pada bulan Desember ini. Badan Pusat Statistik saat ini sedang mengumpulkan data penerima BLT untuk memastikan penyaluran yang tepat sasaran.

Pemerintah Pertimbangkan Pembatasan Subsidi BBM untuk Kendaraan Pelat Hitam

Pemerintah saat ini sedang menyelesaikan tahap finalisasi mengenai kriteria masyarakat yang akan menerima subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Salah satu rencana yang mencuat adalah membatasi pemberian subsidi kepada pemilik kendaraan dengan pelat nomor hitam.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Menurutnya, salah satu kelompok yang berhak menerima subsidi BBM mencakup Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta kendaraan dengan pelat kuning, yang selama ini digunakan untuk angkutan umum.

“Tidak semua orang berhak mendapatkan subsidi. Penerima subsidi BBM ini tidak akan menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang sedang dipersiapkan pemerintah,” jelas Bahlil. Ia menambahkan bahwa kriteria penerima subsidi BBM akan diumumkan pada waktu yang tepat, dan saat ini masih dalam tahap penyusunan.

Bahlil menegaskan bahwa kendaraan dengan pelat kuning, seperti angkutan umum dan transportasi barang, akan mendapatkan subsidi untuk jenis BBM seperti Pertalite dan Biosolar. Subsidi ini diberikan untuk menjaga stabilitas harga transportasi, agar masyarakat tetap bisa menikmati harga terjangkau.

Bahlil juga menyampaikan bahwa angkutan barang dengan pelat hitam, yang selama ini tidak termasuk dalam kategori kendaraan yang menerima subsidi, diharapkan dapat beralih menggunakan pelat kuning. Ia menegaskan bahwa pemberian subsidi BBM untuk kendaraan non-angkutan umum seperti truk angkutan tambang, angkutan sawit, atau angkutan barang pabrik tidak sesuai dengan tujuan subsidi ini.

“Apakah wajar jika kendaraan angkutan pribadi yang berpelat hitam mendapatkan subsidi solar? Bukankah itu lebih baik diberikan kepada kendaraan yang benar-benar digunakan untuk kepentingan umum?” ujar Bahlil dengan nada tegas.

Pernyataan tersebut juga menyiratkan bahwa perubahan aturan ini bisa saja mengubah wacana sebelumnya mengenai pembatasan subsidi berdasarkan kapasitas mesin kendaraan.

Terkait dengan pelat hitam yang dimaksud, Bahlil mungkin merujuk pada pelat putih, karena sejak 2021, Polri telah mengganti warna pelat kendaraan pribadi dari hitam menjadi putih. Kendaraan dengan pelat hitam yang masih beredar saat ini akan segera diperbaharui menjadi pelat putih pada saat perpanjangan STNK.

Sebagai informasi tambahan, pelat kuning masih digunakan untuk kendaraan angkutan umum, pelat merah untuk kendaraan dinas pemerintah, dan pelat hijau untuk kendaraan yang beroperasi di kawasan perdagangan bebas.

Bahlil juga mengungkapkan bahwa pengumuman mengenai mekanisme penyaluran subsidi BBM dan BLT dijadwalkan akan disampaikan pada bulan Desember ini. Saat ini, Badan Pusat Statistik sedang mengumpulkan data terkait penerima BLT untuk memastikan penyaluran yang tepat sasaran.

“Insya Allah, pengumuman tersebut akan dilakukan bulan ini,” pungkasnya.

Peluncuran Mazda CX-80 PHEV Di KLIMS 2024

Pada 6 Desember 2024, Mazda resmi meluncurkan model terbaru mereka, Mazda CX-80 PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) di ajang Kuala Lumpur International Motor Show (KLIMS) 2024. Mobil ini merupakan penerus dari seri CX-80, namun kini hadir dengan teknologi hybrid yang lebih ramah lingkungan dan efisien bahan bakar. Peluncuran ini menarik perhatian para penggemar otomotif dan pembeli potensial di Asia Tenggara, mengingat tren kendaraan ramah lingkungan semakin diminati di kawasan ini.

Mazda CX-80 PHEV hadir dengan berbagai fitur unggulan, termasuk mesin hybrid yang menggabungkan efisiensi bahan bakar dengan performa tinggi. Dengan sistem PHEV, mobil ini dapat berjalan dengan daya listrik sepenuhnya dalam jarak tertentu sebelum mesin bensin aktif. Desain eksteriornya yang elegan dipadu dengan interior premium menawarkan kenyamanan maksimal. Selain itu, CX-80 PHEV dilengkapi dengan teknologi keselamatan terbaru, seperti sistem bantuan pengemudi dan fitur konektivitas pintar, menjadikannya pilihan tepat untuk konsumen yang menginginkan kendaraan dengan teknologi canggih.

Pertanyaan besar yang muncul adalah kapan Mazda CX-80 PHEV akan hadir di pasar Indonesia. Meskipun belum ada pengumuman resmi, banyak pengamat otomotif yang memperkirakan mobil ini akan segera meluncur di Indonesia mengingat semakin tingginya permintaan terhadap kendaraan listrik dan hybrid di pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Perusahaan juga mungkin mempertimbangkan kebijakan pemerintah Indonesia yang mendukung pengembangan kendaraan listrik sebagai salah satu faktor dalam mempercepat kehadiran model ini di tanah air.

Di Indonesia, minat terhadap kendaraan listrik dan hybrid memang sedang berkembang, namun pasar mobil ini masih menghadapi beberapa tantangan, seperti harga yang lebih tinggi dibandingkan mobil konvensional serta kurangnya infrastruktur pengisian daya untuk kendaraan listrik. Namun, dengan dukungan pemerintah dan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya kendaraan ramah lingkungan, Mazda CX-80 PHEV berpotensi menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang mencari mobil dengan performa dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik.

Peluncuran Mazda CX-80 PHEV di KLIMS 2024 menjadi sinyal positif bagi pasar kendaraan ramah lingkungan di Asia Tenggara. Walaupun belum ada konfirmasi mengenai tanggal peluncuran di Indonesia, dengan tren pasar yang semakin mendukung, tidak menutup kemungkinan Mazda CX-80 PHEV akan hadir di Indonesia dalam waktu dekat, memberi alternatif baru bagi konsumen yang menginginkan kendaraan dengan teknologi hybrid canggih.

Keren! 12 Mobil Karya Anak Bangsa Ini Cerminkan Semangat Inovasi Dunia Otomotif!

Industri otomotif Indonesia terus berkembang pesat, dengan berbagai produk dan modifikasi karya anak bangsa yang patut dibanggakan. Di balik setiap merk dan varian yang dihasilkan, terdapat kisah-kisah inspiratif tentang semangat kreativitas, kerja keras, dan ketekunan dalam mewujudkan kendaraan berkualitas tinggi. Berikut beberapa mobil hasil karya anak bangsa yang mencerminkan semangat inovasi dan keberanian dalam menghadirkan kendaraan domestik berkualitas:

  1. Esemka: Proyek Siswa SMK yang Menjadi Nyata Dimulai sebagai proyek siswa SMK di Solo pada 2007, Esemka berhasil meraih perhatian nasional. Di bawah naungan PT Solo Manufaktur Kreasi, Esemka telah menghasilkan dua varian: Esemka Bima 1.2 dan Bima 1.3.
  2. Maleo: Inovasi yang Hampir Menjadi Mobil Nasional Dirancang oleh BJ Habibie pada 1996, Maleo memiliki potensi besar untuk menjadi mobil nasional pertama. Namun, proyek ini terhenti karena pemerintah lebih mendukung produksi mobil Timor.
  3. Timor: Langkah Awal Mobil Nasional PT Timor Putra Nasional memproduksi Timor pertama pada 1996, Timor S515. Mobil sedan ini dijual dengan harga terjangkau, hanya Rp 35 juta.
  4. AMMDes: Solusi Pertanian dari Anak Bangsa Sebagai kendaraan pertanian 100 persen buatan dalam negeri, AMMDes telah memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat sejak diluncurkan pada 2018.
  5. Beta97: Ujian di Tengah Krisis Moneter Dikerjakan oleh PT Bakrie Motor, Beta97 menjalani berbagai uji coba namun terhenti akibat krisis moneter di Indonesia.
  6. Kancil: Kendaraan Lincah yang Irit Dipasarkan oleh PT Karunia Abadi Niaga Citra Indonesia Lestari pada 1999, Kancil dikenal dengan keunggulannya dalam ukuran kecil dan ketangguhannya.
  7. Tawon: Varian Harga yang Terjangkau Diproduksi oleh PT Super Grasindo Jaya pada 2010, Tawon menawarkan variasi harga mulai dari Rp 43 juta hingga Rp 65 juta.
  8. Tucuxi: Mobil Listrik Pertama Diluncurkan pada 2012, Tucuxi menjadi salah satu mobil buatan Indonesia pertama yang menggunakan listrik, dengan kemampuan menempuh jarak hingga 321 km.
  9. Selo: Supercar Ramah Lingkungan Dengan tampilan mirip mobil mewah seperti Ferrari atau Lamborghini, Selo adalah mobil listrik yang mampu mencapai kecepatan hingga 250 km/jam.
  10. Si Elang: Ramah Lingkungan dan Efisien Mobil listrik ini memiliki penggerak 350 watt dan mampu mencapai kecepatan hingga 40 km/jam.
  11. GEA: Karya PT INKA yang Terjangkau Meski jarang terdengar, GEA oleh PT INKA menawarkan harga yang cukup terjangkau, mulai dari Rp 45 juta.
  12. Mahesa: Untuk Industri Pertanian Pedesaan Dengan tiga tipe bodi yang berbeda, Mahesa diperuntukkan bagi industri pertanian di pedesaan dengan harga mulai dari Rp 50 juta.

Daftar ini membuktikan bahwa industri mobil buatan Indonesia merupakan bukti nyata dari kreativitas dan inovasi anak bangsa yang sangat bermanfaat dalam meningkatkan industri otomotif di tanah air.

Toyota Inovasi Global: Mobil Listrik Tenaga Air Pertama di Dunia Hadir di Indonesia

Pada tanggal 1 Desember 2024, Toyota melakukan terobosan besar dengan memperkenalkan teknologi mobil listrik berbasis hidrogen di Indonesia, menjadikannya negara pertama yang menerima inovasi ini. Dengan peluncuran ini, Toyota menegaskan komitmennya untuk terus berinovasi dalam industri otomotif, menawarkan solusi ramah lingkungan yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Mobil listrik yang diperkenalkan Toyota ini memanfaatkan elektrolisis air untuk menghasilkan hidrogen sebagai sumber energi. Proses ini menghasilkan emisi yang sangat rendah, yaitu hanya uap air, menjadikannya pilihan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan konvensional. Teknologi ini menggabungkan keunggulan mobil listrik dan hidrogen, bekerja dengan efisiensi tinggi untuk memberikan performa yang optimal serta jarak tempuh yang lebih jauh daripada mobil listrik biasa.

Salah satu keuntungan utama dari teknologi mobil listrik hidrogen ini adalah kecepatan pengisian bahan bakar. Pengisian hidrogen dapat dilakukan dalam waktu singkat, jauh lebih cepat daripada pengisian baterai mobil listrik konvensional yang memerlukan waktu lama. Selain itu, teknologi ini juga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mempercepat peralihan ke energi terbarukan di sektor transportasi.

Pemerintah Indonesia menyambut baik peluncuran ini, menegaskan komitmennya untuk mendukung pengembangan teknologi ramah lingkungan. Dengan fokus Indonesia yang semakin kuat pada pengembangan industri mobil listrik, negara ini berpotensi menjadi pionir dalam adopsi hidrogen sebagai bahan bakar alternatif di Asia. Hal ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan memperkuat perekonomian nasional melalui teknologi hijau.

Dengan hadirnya mobil listrik berbasis hidrogen, Toyota memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam teknologi otomotif. Inovasi ini tidak hanya memberikan solusi untuk tantangan lingkungan, tetapi juga membuka babak baru dalam dunia transportasi yang lebih berkelanjutan, efisien, dan ramah lingkungan. Bagi konsumen, ini adalah kesempatan untuk menikmati pengalaman berkendara dengan teknologi terbaru yang membawa kita lebih dekat pada masa depan transportasi.

Peluncuran mobil listrik hidrogen Toyota di Indonesia pada Desember 2024 menjadi bukti konkret bagaimana inovasi dalam sektor otomotif dapat mendorong perubahan signifikan menuju energi bersih. Toyota telah membuka jalan bagi industri otomotif Indonesia dan dunia untuk beralih ke teknologi ramah lingkungan, mengurangi polusi, dan menyediakan alternatif transportasi yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Strategi Jetour Hadapi PPN 12 Persen dan Kenaikan Pajak Opsen 2025

Pada tahun depan, pemerintah Indonesia akan memberlakukan sejumlah regulasi baru, termasuk kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dari 11 persen menjadi 12 persen, serta opsen pajak kendaraan. Kebijakan ini diperkirakan akan berdampak signifikan pada industri otomotif, khususnya pada harga mobil yang akan berpengaruh langsung pada konsumen.

Moch Ranggy Radiansyah, Marketing Director PT Jetour Motor Indonesia, mengungkapkan bahwa perusahaan telah menyiapkan strategi untuk menghadapi kenaikan pajak tersebut. Salah satu langkah yang diambil adalah memproduksi mobil secara lokal.

“Untuk pajak 12 persen, kami sudah menyiapkan berbagai strategi. Salah satunya adalah produksi lokal. Produksi lokal adalah salah satu cara kami untuk menekan harga,” ujar Ranggy kepada Kompas.com di Jakarta Pusat, Selasa (4/12/2024).

PT Jetour Motor Indonesia merakit mobil secara lokal menggunakan fasilitas PT Handal Indonesia Motor di Pondok Ungu, Bekasi, yang juga digunakan oleh Chery dan Neta.

Meskipun belum dapat memastikan besaran kenaikan harga jual kendaraan akibat kenaikan PPN, Jetour berkomitmen untuk tetap menyediakan produk yang terjangkau bagi konsumen.

“Kami akan memastikan konsumen tetap bisa mengakses produk Jetour dengan harga yang terjangkau,” kata Ranggy.

Saat ini, Jetour menawarkan dua produk di pasar Indonesia, yaitu Dashing dan X70 Plus. Jetour Dashing merupakan SUV stylish yang ditujukan untuk generasi muda, sementara Jetour X70 Plus menawarkan kenyamanan dengan kabin yang luas dan fitur-fitur canggih.

Jetour Dashing dibanderol mulai Rp 398,8 juta untuk tipe Journey, dan Rp 430,8 juta untuk tipe Inspira. Sementara X70 Plus dijual dengan harga Rp 414,8 juta untuk tipe Journey dan Rp 444,8 juta untuk tipe Inspira.

Dengan strategi produksi lokal dan komitmen untuk menjaga keterjangkauan produk, Jetour berusaha untuk mengatasi dampak dari kenaikan pajak dan tetap memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia.

Salip Ford Perusahaan BYD Jadi Produsen Mobil Terbesar Keenam Di Dunia Saat Ini

Pada akhir tahun 2024, perusahaan otomotif asal Tiongkok, BYD, berhasil mencatatkan pencapaian luar biasa dengan menjadi produsen mobil terbesar keenam di dunia, menyalip Ford. Pencapaian ini tak lepas dari strategi BYD yang berfokus pada pengembangan kendaraan listrik (EV) dan inovasi teknologi dalam produksi mobil. Melalui pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir, BYD berhasil memperkuat posisinya di pasar global.

Salah satu faktor kunci yang mendorong kesuksesan BYD adalah dominasi perusahaan dalam segmen kendaraan listrik. BYD, yang awalnya dikenal sebagai produsen baterai, telah berhasil mengembangkan berbagai model EV yang sangat diminati, tidak hanya di pasar domestik Tiongkok, tetapi juga di pasar internasional. Kendaraan listrik yang ramah lingkungan, efisien, dan terjangkau dari BYD telah menarik perhatian konsumen di berbagai negara, mempercepat ekspansi mereka ke pasar global.

Dengan memimpin penjualan mobil listrik, BYD kini berada di atas Ford dalam hal volume penjualan. Ini merupakan pencapaian signifikan, mengingat Ford telah menjadi pemain utama dalam industri otomotif global selama lebih dari seratus tahun. Keberhasilan BYD ini juga mempertegas tren global yang semakin berfokus pada kendaraan listrik sebagai alternatif ramah lingkungan dan berkelanjutan, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan perubahan iklim dan kebijakan pengurangan emisi.

Pada 2024, BYD mencatatkan angka penjualan yang mengesankan dengan lebih dari 4 juta unit mobil terjual, sebagian besar berasal dari kendaraan listrik. Meskipun pandemi COVID-19 sempat menekan industri otomotif, BYD berhasil memanfaatkan kesempatan dengan memperkenalkan berbagai model EV baru yang mampu menarik minat konsumen. Penjualan ini tidak hanya mencakup Tiongkok, tetapi juga mencakup pasar utama lainnya seperti Eropa, Amerika Latin, dan Timur Tengah.

Untuk mempertahankan posisinya sebagai produsen mobil terbesar keenam di dunia, BYD terus berinovasi dalam teknologi mobilitas, termasuk mengembangkan teknologi baterai dan sistem penggerak listrik yang lebih efisien. Selain itu, BYD juga memperluas jangkauan produksinya dengan membangun pabrik di berbagai negara, termasuk Indonesia dan Brasil, untuk memudahkan distribusi produk ke pasar global. Mereka juga menggandeng berbagai mitra untuk memperkuat jaringan distribusi dan layanan purna jual.

Meski mencapai kesuksesan, BYD tetap dihadapkan pada tantangan besar, terutama dalam persaingan dengan produsen mobil global lainnya seperti Tesla, Volkswagen, dan General Motors. Namun, dengan inovasi berkelanjutan, komitmen terhadap kendaraan listrik, serta ekspansi global yang agresif, BYD memiliki peluang besar untuk terus berkembang dan mendominasi pasar mobil dunia di masa depan.