Toyota Perkenalkan bZ7 dengan HarmonyOS Huawei di Shanghai Auto Show 2025

Pada ajang Shanghai Auto Show yang berlangsung dari 23 April hingga 2 Mei 2025, Toyota, bekerja sama dengan GAC (Guangzhou Automobile Group), resmi meluncurkan model bZ7 yang telah dilengkapi dengan sistem kokpit HarmonyOS Huawei. Kendaraan ini dirancang khusus untuk pasar China dan akan diproduksi secara masal mulai akhir 2025.

Toyota mengungkapkan bahwa China merupakan pasar yang sangat berkembang dan terdepan dalam hal elektrifikasi, di mana kendaraan listrik baterai (BEV) menguasai sebagian besar penjualan mobil baru. bZ7 ini merupakan penerus dari beberapa model Toyota BEV sebelumnya, seperti bZ4X, bZ3, bZ3X, dan bZ5. Sebelumnya, model ini telah diperkenalkan sebagai konsep pada ajang Guangzhou Auto Show 2024.

Desain bZ7 menampilkan lampu depan berbentuk C ramping dengan logo Toyota yang elegan di bagian kap. Di bagian atapnya, terdapat radar canggih yang memberikan kemampuan bantuan berkendara tingkat lanjut (ADAS). Toyota menambahkan bahwa mobil ini akan dilengkapi dengan teknologi cerdas terbaru yang sesuai dengan tren kendaraan listrik terdepan di China.

Selain itu, bZ7 menonjolkan desain luar yang enerjik dan sporty, dengan atap yang menurun dan menyatu, menciptakan kesan dinamis. Gagang pintu yang tersembunyi dan velg berukuran 21 inci semakin memperkuat tampilan futuristik dan maskulin dari mobil ini. Dengan panjang lebih dari lima meter, bZ7 menggabungkan kekuatan manufaktur Toyota yang aman dan andal dengan teknologi mutakhir dari China.

Toyota Bangun Pabrik Kendaraan Listrik Lexus di Shanghai: Langkah Strategis Menuju Pasar EV Global

Toyota Motor Corporation dan Pemerintah Kota Shanghai baru saja menandatangani perjanjian kerja sama yang akan mengarah pada pembangunan pabrik kendaraan listrik Lexus di Distrik Jinshan, Shanghai. Langkah ini menandai komitmen Toyota untuk lebih mendalami pasar kendaraan energi baru (NEV) di Tiongkok, yang merupakan pusat ekonomi dan pasar terbesar dunia untuk kendaraan listrik.

Investasi sebesar 14,6 miliar yuan (sekitar Rp34 triliun) akan digunakan untuk membangun fasilitas yang mencakup penelitian, pengembangan, manufaktur, dan penjualan kendaraan listrik Lexus. Pabrik ini bertujuan untuk menghasilkan kendaraan dengan lebih dari 95 persen komponen dalam negeri, yang diharapkan dapat menurunkan biaya produksi dan harga mobil hingga 15 hingga 20 persen dibandingkan model impor.

Proyek ini menandakan perubahan besar dalam strategi Toyota di Tiongkok, yang sebelumnya mengandalkan usaha patungan. Dengan semakin ketatnya persaingan di pasar kendaraan listrik, keputusan untuk membangun fasilitas yang sepenuhnya dimiliki oleh Toyota di Shanghai merupakan langkah untuk meningkatkan posisi mereka. Toyota menargetkan untuk meningkatkan produksi kendaraan listrik menjadi sekitar 1 juta unit per tahun pada 2030, dengan Tiongkok menjadi pasar kunci bagi ambisi tersebut.

Selain itu, proyek pabrik Lexus ini juga memberikan dampak besar bagi Shanghai, yang kini semakin dikenal sebagai pusat industri kendaraan energi baru global. Keberhasilan proyek ini akan sangat menentukan masa depan Toyota dalam persaingan kendaraan listrik yang semakin sengit di pasar global.

BYD Kalahkan Toyota di Bangkok Motor Show 2025, Catat Ribuan Pesanan

Produsen otomotif asal Tiongkok, BYD, mencatatkan pencapaian gemilang dalam ajang Bangkok International Motor Show 2025 dengan mengumpulkan total 10.353 pesanan kendaraan. Jumlah tersebut terdiri dari 9.819 unit kendaraan bermerek BYD dan 534 unit dari sub-merek Denza. Berdasarkan laporan dari Carnewschina pada Jumat (11/4) waktu setempat, BYD sukses menempati posisi teratas dalam pameran otomotif bergengsi tersebut, mengungguli merek-merek global lain.

Toyota harus puas di peringkat kedua dengan perolehan pesanan sejumlah 9.819 unit, sama dengan angka penjualan BYD murni, namun tetap kalah secara total karena BYD membawa tambahan dari lini Denza. Salah satu andalan BYD di pameran ini adalah model Dolphin, mobil hatchback listrik berukuran kompak. Mobil ini dibanderol antara 569.900 hingga 709.900 baht Thailand atau setara Rp280 juta hingga Rp349 juta. Selama acara berlangsung, BYD memberikan harga promosi khusus untuk Dolphin, yakni di kisaran 499.900 hingga 599.900 baht Thailand, atau sekitar Rp246 juta hingga Rp295 juta. Model ini berhasil meraih 4.014 unit pesanan sepanjang pameran.

Dalam daftar 15 besar merek dengan pesanan terbanyak, tujuh di antaranya berasal dari Tiongkok. GAC Aion meraih posisi ketiga dengan 7.018 pesanan, diikuti oleh Deepal Changan di urutan keempat dengan 6.589 pesanan. GWM juga menempati peringkat ketujuh dengan total 4.959 unit. Jika dibandingkan dengan Bangkok International Motor Show 2024, tahun ini terlihat lonjakan signifikan, dengan tiga merek Tiongkok berhasil menembus lima besar. Selama 14 hari pelaksanaan pameran tahun ini, total pesanan kendaraan mencapai 77.379 unit, meningkat sebesar 23.941 unit dari tahun lalu, yang mencerminkan pertumbuhan tahunan sebesar 41,63 persen.

Toyota Catat Pertumbuhan Produksi Global, Pulih dari Skandal Sertifikasi

Toyota Motor Corporation mencatat lonjakan produksi global sebesar 6 persen pada Februari 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan total mencapai 779.790 unit kendaraan. Peningkatan ini terutama didorong oleh produksi domestik di Jepang yang naik 16 persen, sementara produksi di luar negeri juga menunjukkan pertumbuhan positif. Berdasarkan laporan Reuters, penjualan Toyota di pasar domestik Jepang melonjak 28 persen, sedangkan di luar negeri hanya mengalami kenaikan tipis sebesar 2 persen.

Meskipun permintaan kendaraan Toyota di Amerika Utara tetap tinggi, produksi di wilayah tersebut justru mengalami penurunan sebesar 1 persen, dengan pengiriman mobil dari Jepang ke Amerika Serikat juga turun pada tingkat yang sama. Penurunan ini mencerminkan adanya tantangan dalam rantai pasokan dan kondisi pasar yang berubah. Sebelum ini, Toyota mengalami penurunan produksi global selama sembilan bulan berturut-turut hingga Oktober 2024, yang disebabkan oleh tekanan di pasar Amerika Serikat dan Tiongkok.

Namun, sejak awal tahun 2025, Toyota mulai menunjukkan pemulihan, dengan pertumbuhan produksi 6 persen pada Januari. Pemulihan ini didorong oleh peningkatan produksi di Jepang setelah skandal sertifikasi yang sempat mengguncang kepercayaan publik terhadap merek tersebut. Peningkatan produksi domestik pada Februari 2025 semakin mengukuhkan upaya Toyota dalam memperbaiki citra dan meningkatkan kualitas kendaraan di pasar dalam negeri.

Di tengah berbagai tantangan di pasar global, Toyota tetap optimistis dengan strategi yang diterapkan untuk mempertahankan dominasinya sebagai produsen mobil terkemuka di dunia. Fokus utama perusahaan kini tertuju pada peningkatan produksi dan penjualan di Jepang, yang diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi ketidakpastian pasar internasional.

Penjualan Innova Zenix dan Reborn Beda Tipis, Ternyata Selisihnya Cuma Segini

Pada bulan Februari 2025, Toyota Kijang Innova terus mempertahankan posisinya sebagai mobil terlaris di Indonesia, meskipun ada banyak pilihan kendaraan baru di pasar. Berdasarkan data yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan gabungan antara Toyota Kijang Innova Reborn dan Kijang Innova Zenix mencatatkan angka penjualan yang luar biasa, dengan total 6.008 unit terjual.

Namun, meskipun jumlah total penjualannya sangat besar, terdapat selisih yang cukup tipis antara penjualan kedua varian Kijang Innova tersebut. Kijang Innova Zenix berhasil mencatatkan angka penjualan 3.079 unit, sedikit lebih unggul dibandingkan dengan Innova Reborn yang terjual sebanyak 2.929 unit. Selisih 150 unit ini menunjukkan betapa ketatnya persaingan antara kedua varian yang memiliki keunggulan masing-masing.

Perbedaan Konsumen dan Fitur Menjadi Penentu Pilihan

Penting untuk dicatat bahwa ada perbedaan yang cukup signifikan dalam preferensi konsumen antara Innova Zenix dan Innova Reborn. Menurut informasi dari Toyota, mayoritas pembeli Kijang Innova Zenix berasal dari wilayah Pulau Jawa. Sementara itu, konsumen Innova Reborn lebih banyak berada di luar Pulau Jawa. Hal ini berhubungan dengan fungsi kendaraan itu sendiri, di mana Innova Reborn lebih banyak digunakan oleh perusahaan atau rental karena fungsinya yang serbaguna, termasuk kemampuannya untuk melibas berbagai jenis medan jalan.

Di sisi lain, Kijang Innova Zenix lebih banyak dipilih oleh konsumen ritel yang mengutamakan mesin bensin dan juga teknologi hybrid yang ditawarkan pada varian ini. Teknologi hybrid pada Zenix memberikan pilihan ramah lingkungan dan efisiensi bahan bakar, yang semakin menarik perhatian konsumen di perkotaan.

Perbedaan Spesifikasi Mesin Keduanya

Dari segi spesifikasi, Innova Zenix menawarkan mesin bensin berkapasitas 2.000 cc dengan kode M20A-FKS Dynamic Force Engine. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga hingga 174 PS pada 6.600 rpm dengan torsi 204,9 Nm. Selain itu, varian hybrid-nya menggabungkan mesin TNGA 2.000 cc dengan motor listrik yang menghasilkan tenaga total 186 PS, yang tentunya memberikan performa lebih efisien dan ramah lingkungan.

Sementara itu, Innova Reborn hadir dengan dua pilihan mesin. Untuk varian diesel, menggunakan mesin 2.393 cc dengan kode 2GD FTV yang mampu menghasilkan tenaga 149 PS dan torsi 342,2 Nm. Sementara varian bensin pada Innova Reborn dibekali dengan mesin 1.998 cc yang menghasilkan tenaga 139 PS dan torsi 183,3 Nm.

Perbedaan tersebut tentunya memberikan pilihan yang sangat bergantung pada kebutuhan dan preferensi konsumen. Bagi mereka yang lebih mengutamakan efisiensi bahan bakar dan teknologi modern, Innova Zenix menjadi pilihan utama. Namun, bagi konsumen yang membutuhkan kendaraan dengan daya tahan kuat dan mampu melewati berbagai medan jalan, Innova Reborn tetap menjadi pilihan yang solid.

Persaingan yang Ketat

Meskipun Kijang Innova Zenix sedikit unggul dalam penjualan, persaingan antara kedua varian ini semakin menunjukkan ketatnya preferensi pasar otomotif Indonesia. Kedua varian ini jelas memiliki daya tarik masing-masing dan bisa memenuhi berbagai kebutuhan konsumen yang berbeda. Meski Zenix sedikit lebih unggul, penjualan Innova Reborn yang sangat solid menunjukkan bahwa keduanya memiliki tempat di hati konsumen Indonesia.

Gebrakan Toyota! Pikap Listrik Double Cabin Segera Hadir

Produsen otomotif asal Jepang, Toyota, semakin serius dalam mengembangkan kendaraan listrik. Dalam waktu dekat, perusahaan ini akan memperkenalkan pikap listrik dengan konfigurasi kabin ganda (double cabin). Kendaraan ini diprediksi akan resmi meluncur pada tahun depan dan menjadi salah satu inovasi terbaru dalam segmen kendaraan niaga ramah lingkungan.

Dilansir dari laporan terbaru dalam sebuah acara resmi Toyota di Belgia, perusahaan mengonfirmasi bahwa akan ada enam model baru yang dirilis hingga tahun depan. Beberapa di antaranya sudah terungkap, seperti Toyota bZ4X terbaru, C-HR+, dan Lexus RZ 2026. Namun, tiga model lainnya masih menjadi misteri, termasuk pikap listrik yang menarik perhatian banyak pihak.

Presiden dan CEO Toyota Motor Eropa, Yoshihiro Nakata, menyatakan bahwa pengembangan kendaraan listrik mereka tidak hanya bertujuan untuk mencapai netralitas karbon, tetapi juga memberikan pengalaman berkendara yang lebih baik bagi pelanggan. “Tiga pilar dalam strategi EV kami akan berfokus pada peningkatan gaya hidup pelanggan, sejalan dengan tujuan kami mencapai netralitas karbon,” ujar Nakata.

Dalam presentasi produk terbaru, Toyota menampilkan teaser kendaraan listrik terbaru mereka. Model tersebut dipastikan memiliki konfigurasi dua kabin, yang mengindikasikan bahwa mobil ini bukanlah versi listrik dari Toyota Hilux yang sebelumnya diperkenalkan di Thailand pada tahun lalu. Selain itu, tampilannya juga berbeda dengan prototipe Hilux listrik yang saat ini sedang diuji coba bersama perusahaan pertambangan BHP di Australia.

Berdasarkan berbagai spekulasi, pikap listrik berkabin ganda ini diperkirakan merupakan versi produksi dari Toyota Tacoma EV. Konsep kendaraan ini sebelumnya telah diperkenalkan ke publik pada akhir tahun 2021 dan mendapat respons positif. Namun, karena nama Tacoma tidak digunakan di pasar Eropa, model ini kemungkinan besar akan dipasarkan dengan nama berbeda di kawasan tersebut.

Selain itu, ada kemungkinan model ini merupakan versi produksi dari konsep Toyota EPU, yang sempat diperkenalkan dua tahun lalu. Jika benar, maka pikap listrik ini baru akan masuk ke tahap produksi massal pada tahun 2026 dan mulai dipasarkan secara global setahun setelahnya.

Hingga saat ini, spesifikasi teknis dari pikap listrik Toyota ini masih dirahasiakan. Namun, banyak yang berspekulasi bahwa kendaraan ini akan menggunakan platform yang sudah ada, dengan peningkatan pada motor listrik agar performanya lebih optimal. Teknologi yang digunakan kemungkinan akan mirip dengan yang diterapkan pada model listrik Toyota lainnya, seperti bZ4X atau C-HR+ terbaru.

Dengan semakin meningkatnya permintaan akan kendaraan listrik, kehadiran pikap listrik Toyota ini tentu akan menjadi angin segar di industri otomotif. Kehadirannya juga dapat menjadi langkah penting bagi Toyota dalam memperluas lini kendaraan listrik mereka di berbagai pasar dunia. Para penggemar otomotif dan pebisnis di sektor niaga pun patut menantikan debut resmi kendaraan ini dalam waktu dekat.

Masalah ECU, Toyota Recall Ribuan Unit Raize dan Agya

PT Toyota Astra Motor (TAM) mengumumkan kampanye layanan khusus atau recall terhadap sejumlah unit Toyota Raize dan Agya akibat permasalahan pada electronic control unit (ECU). Masalah ini hanya berdampak pada varian tertentu, sementara beberapa model lainnya dinyatakan aman. Untuk Toyota Raize, recall berlaku bagi varian non-turbo dengan kapasitas mesin 1.200 cc yang diproduksi dari Juni 2021 hingga Juli 2024, dengan total unit terdampak mencapai 11.805 unit. Sementara itu, pada Agya, recall dilakukan pada varian A/T 1.200 cc yang diproduksi antara Juli 2022 hingga Juli 2024, dengan jumlah unit terdampak mencapai 20.390 unit.

Toyota menjelaskan bahwa kendaraan yang mengalami masalah ini memiliki sistem brake booster yang dikendalikan oleh ECU. Namun, ditemukan potensi malfungsi akibat pemrograman yang kurang tepat. Dalam kondisi tertentu, brake booster mungkin tidak dapat bekerja secara optimal, yang mengakibatkan jarak pengereman bertambah dan pengemudi harus memberikan tekanan lebih besar saat menginjak pedal rem. Hal ini tentu berdampak pada aspek keselamatan kendaraan di jalan raya.

Sebagai langkah penyelesaian, Toyota mengundang para pemilik Raize dan Agya yang terdampak untuk segera melakukan pengecekan dan pembaruan perangkat lunak pada ECU mereka. Proses ini tidak memerlukan penggantian komponen dan diperkirakan hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam. Pemilik kendaraan diimbau untuk segera mengunjungi bengkel resmi Toyota guna memastikan sistem pengereman berfungsi dengan baik dan menghindari risiko berkendara di jalan.

Toyota Segera Hadirkan Mobil Balap untuk Pasar Indonesia Tahun Ini!

PT Toyota Astra Motor (TAM) tengah bersiap memperkenalkan kendaraan Gazoo Racing (GR) dengan spesifikasi balap ke pasar Indonesia. Mobil ini dipastikan akan diperkenalkan pada tahun ini.

Anton Jimmi Suwandy, selaku Direktur Pemasaran PT TAM, mengungkapkan bahwa mobil balap tersebut kemungkinan besar akan dirilis dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Namun, ia masih merahasiakan secara detail mengenai model yang akan diluncurkan.

“Tunggu saja di GIIAS 2025, kami akan menampilkan satu produk yang sangat menarik dan siap digunakan untuk balapan. Pokoknya ini mobil balap yang bisa dibeli, silakan cari tahu sendiri,” ujar Anton dalam acara GR Media Day di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Anton menegaskan bahwa mobil ini memang dirancang khusus untuk kebutuhan balapan di sirkuit, bukan untuk penggunaan sehari-hari. Meski demikian, kendaraan ini tetap akan dijual secara umum seperti model lainnya yang sudah dipasarkan oleh Toyota.

“Mobil ini bukan untuk keperluan harian, karena desainnya dibuat khusus untuk balapan. Jadi berbeda dengan mobil biasa yang dirancang untuk berkendara di jalan umum,” jelasnya.

Anton juga menambahkan bahwa mobil ini tetap bisa digunakan di jalan raya, tetapi lebih ditujukan sebagai kendaraan menuju lokasi balapan.

“Boleh saja dipakai di jalan, tapi sebatas perjalanan ke sirkuit. Tenaganya cukup besar, jadi akan lebih maksimal jika digunakan di lintasan balap,” tambahnya.

Sebagai informasi, saat ini TAM telah memasarkan empat model GR Pure, yakni GR Yaris, GR 86, GR Corolla, dan GR Supra. Selain itu, ada juga lima model GR Performance, di antaranya Corolla Cross HEV GR Sport, Agya GR Sport, Fortuner GR Sport, Land Cruiser 300 GR Sport, dan RAV4 GR Sport.

Hingga kini, belum ada konfirmasi mengenai model mobil balap yang akan dihadirkan Toyota untuk pasar Indonesia. Namun, ada kemungkinan model yang diperkenalkan nanti merupakan GR GT3 atau GR Corolla edisi khusus yang memang dirancang untuk kebutuhan balapan di sirkuit.

Versi Mini Alphard Bakal Digarap di Tangerang, Harga Jadi Lebih Murah!

PT Utomocorp, yang sebelumnya dikenal di industri motor premium, kini memperluas jangkauannya ke dunia mobil listrik dengan memperkenalkan Honri Boma EV, sebuah mobil listrik mini yang desainnya terinspirasi dari Toyota Alphard. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk menyediakan kendaraan listrik dengan desain mewah namun kompak, sesuai dengan kebutuhan konsumen di Indonesia yang menginginkan mobil listrik praktis dan efisien.

Honri Boma EV pertama kali tampil di hadapan publik Tanah Air pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 dan langsung menarik perhatian. Dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan mobil-mobil listrik pada umumnya, Honri Boma EV diposisikan untuk memberikan kemudahan berkendara, terutama di kota-kota besar dengan kondisi lalu lintas padat.

Utomocorp, yang memiliki pabrik perakitan di kawasan Tangerang, berencana untuk merakit Honri Boma EV di dalam negeri. Hal ini diharapkan dapat menurunkan biaya produksi dan menjadikan harga mobil listrik ini lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Denny Utomo, CEO Utomocorp, mengungkapkan bahwa fasilitas pabrik yang sedang dipersiapkan akan selesai pada tahun ini, sehingga produksi lokal dapat segera dimulai. Untuk mendukung distribusi, Utomocorp juga akan membangun jaringan dealer di beberapa kota besar di Pulau Jawa dengan target pembangunan 5 hingga 10 dealer.

Secara dimensi, Honri Boma EV memang lebih kompak dibandingkan Toyota Alphard. Memiliki panjang 3.517 mm, lebar 1.495 mm, dan tinggi 1.660 mm, mobil ini lebih ideal untuk perkotaan dengan jalanan yang sempit dan padat. Sementara itu, Toyota Alphard memiliki dimensi jauh lebih besar dengan panjang 5.010 mm dan lebar 1.850 mm.

Meski lebih kecil, Honri Boma EV menawarkan kenyamanan dengan interior yang cukup lega. Di dalamnya, terdapat smart dual screen, kursi yang nyaman, serta handle di kursi penumpang. Untuk hiburan, mobil ini dilengkapi dengan head unit layar sentuh 10,25 inch. Tak hanya itu, kapasitas bagasi mobil ini mencapai 2.000 liter dengan 16 tempat penyimpanan tambahan, menjadikannya praktis untuk membawa barang-barang.

Performa Honri Boma EV juga cukup mumpuni, didukung oleh motor listrik 38 kW (sekitar 40 hp) yang mampu menghasilkan torsi 84 Nm. Dengan baterai Ternary Lithium berkapasitas 11,9 kWh, mobil ini mampu menempuh jarak hingga 130 km dalam sekali pengisian daya, dengan kecepatan puncak mencapai 100 km/jam.

Dengan harga yang lebih terjangkau dan desain yang menarik, Honri Boma EV menjadi alternatif yang menjanjikan bagi mereka yang mencari mobil listrik praktis dan ramah lingkungan di Indonesia.

Toyota Resmikan Stasiun Pengisian Hidrogen, Tanda Kemajuan Energi Ramah Lingkungan di Karawang

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) baru saja meluncurkan ekosistem kendaraan hidrogen pertama di Indonesia. Sebagai bagian dari inisiatif ini, Toyota meresmikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) atau Hydrogen Refueling Station (HRS) di pabriknya yang terletak di Karawang, Jawa Barat, pada Selasa, 11 Februari 2025.

Proyek pembangunan SPBH ini memakan waktu satu tahun dan melibatkan berbagai pihak terkait, mulai dari pemerintah Indonesia, BRIN, Pertamina, PLN, hingga Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHA). Langkah ini diambil untuk mendukung percepatan transisi energi hijau di Indonesia dan pengembangan ekosistem hidrogen yang ramah lingkungan.

Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto, dalam sambutannya menyatakan, “Ini adalah langkah signifikan dalam membawa solusi energi masa depan yang lebih berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk memastikan teknologi yang kami kembangkan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan mendukung upaya pemerintah menuju masa depan yang lebih hijau.”

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (HRS) yang diresmikan di Karawang dirancang untuk mengisi ulang kendaraan yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar, seperti forklift, truk, dan mobil. Meskipun saat ini hidrogen yang digunakan adalah grey energy, Toyota memiliki rencana jangka panjang untuk beralih ke green hydrogen—hidrogen yang dihasilkan melalui elektrolisis air dengan memanfaatkan energi terbarukan.

Proses transisi menuju green hydrogen ini akan dilakukan secara bertahap, mengingat kebutuhan infrastruktur, teknologi, dan investasi yang cukup besar. “Hidrogen yang kami gunakan saat ini menjadi bahan bakar untuk mobil hidrogen Toyota Mirai dan forklift. Ke depannya, kami berharap bisa memproduksi hidrogen sendiri,” tambah Nandi.

Menurut Toyota, hidrogen memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber energi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga melimpah dan mudah ditemukan, baik dalam bentuk air, gas alam, maupun biomas seperti minyak nabati dan gas metana. Potensi besar dari sumber daya alam terbarukan di Indonesia, seperti air, geothermal, dan senyawa lainnya, menjadikan negara ini sebagai tempat yang strategis untuk mengembangkan produksi hidrogen hijau.

Sejak beberapa tahun lalu, Toyota telah memperkenalkan mobil hidrogennya, Toyota Mirai, di pasar Indonesia. Meskipun begitu, hingga kini kendaraan berbasis hidrogen ini belum dijual secara massal. Namun, dengan adanya pengembangan ekosistem hidrogen ini, Toyota berharap dapat mempercepat adopsi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.

Dengan langkah ini, Toyota semakin memperkuat komitmennya dalam mendukung Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Ekosistem kendaraan hidrogen ini diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam perjalanan transisi energi nasional menuju pengurangan emisi karbon yang lebih signifikan.