Konsolidasi Otomotif Tiongkok: Langkah Besar Menuju Dominasi Kendaraan Listrik

Industri otomotif di Tiongkok berkembang dengan kecepatan luar biasa, melibatkan ratusan merek — termasuk banyak yang dimiliki negara — dalam persaingan ketat. Bahkan produsen mapan seperti Toyota dan Volkswagen harus mengoperasikan berbagai usaha patungan demi tetap bersaing. Dalam upaya menertibkan pasar yang semakin kompleks ini, pemerintah Tiongkok kini mendorong konsolidasi perusahaan otomotif milik negara untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi tumpang tindih, dan mempercepat transisi ke kendaraan listrik.

Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset Milik Negara menyerukan agar perusahaan seperti Dongfeng Motor Corp dan Chongqing Changan Automobile merestrukturisasi operasional mereka agar lebih sinkron. Konsolidasi ini diharapkan mampu menyatukan sumber daya, memperkuat posisi dalam menghadapi pesaing swasta, dan menjadikan mereka pemain dominan di sektor kendaraan listrik. Rencana untuk menyatukan Dongfeng dan Changan di bawah satu grup induk bisa menjadikan entitas baru ini sebagai produsen EV terbesar, bahkan melampaui BYD yang saat ini memimpin pasar.

Pada 2023, Changan menjual 2,68 juta kendaraan dan Dongfeng 2,48 juta, namun keduanya belum mampu mengejar dominasi BYD dalam segmen kendaraan listrik. Konsolidasi dinilai sebagai langkah strategis untuk mengurangi persaingan internal dan memperkuat daya saing global. Pemerintah tampaknya ingin menghindari terjadinya tumpang tindih produksi serta pemborosan investasi yang bisa menghambat pertumbuhan jangka panjang.

Meskipun memiliki banyak kemitraan internasional, seperti Dongfeng dengan Nissan dan Honda, serta Changan dengan Ford dan Mazda, nilai strategis mereka tetap tinggi bagi masa depan otomotif Tiongkok. Namun, aliansi-aliansi ini juga bisa menjadi tantangan tersendiri dalam proses penggabungan, karena masing-masing kemitraan memiliki struktur bisnis yang kompleks. Terlepas dari itu, konsolidasi diyakini akan memperkuat posisi Tiongkok sebagai pemimpin global dalam revolusi kendaraan listrik.

Xiaomi SU7 Siap Go Global, Tantang Dominasi Produsen EV Dunia

Xiaomi, raksasa teknologi asal China, semakin serius dalam ekspansi ke industri otomotif dengan rencana membawa kendaraan listrik SU7 ke pasar global. Ambisi ini dikonfirmasi langsung oleh Presiden Xiaomi, William Lu, dalam gelaran Mobile World Congress di Barcelona, Spanyol. Meski belum mengungkap detail spesifik terkait negara tujuan maupun waktu peluncuran, ia menegaskan bahwa Xiaomi sedang mempersiapkan langkah strategis untuk memperkenalkan EV mereka ke pasar internasional dalam beberapa tahun ke depan.

Keputusan Xiaomi untuk melebarkan sayap ke luar China bukanlah tanpa alasan. Dengan meningkatnya persaingan di industri otomotif listrik, Xiaomi ingin membuktikan bahwa kendaraan mereka mampu bersaing secara global. Perusahaan ini juga mengikuti jejak produsen otomotif China lain yang telah lebih dulu merambah pasar internasional. Namun, tantangan besar menanti Xiaomi, terutama dalam memenuhi standar regulasi dan preferensi pasar di berbagai negara yang berbeda.

Laporan dari China pada Desember lalu menyebutkan bahwa Xiaomi telah membentuk tim khusus untuk melakukan riset terkait strategi penjualan di luar negeri. Beberapa analis menduga Xiaomi akan lebih dulu meluncurkan SU7 di beberapa negara sebagai uji pasar sebelum ekspansi besar-besaran. Keberhasilan BYD di pasar global menjadi salah satu inspirasi bagi Xiaomi dalam membangun dominasi di industri EV. Dengan tingginya antusiasme terhadap SU7 di China, Xiaomi optimistis dapat meniru kesuksesan tersebut di skala yang lebih luas.