Xpeng Siap Go Global, Targetkan Separuh Penjualan di Luar China dan Bangun Pabrik di Indonesia

Xpeng, produsen kendaraan listrik asal Tiongkok yang mendapat dukungan investasi dari Volkswagen, tengah menyiapkan ekspansi besar-besaran ke pasar internasional. Perusahaan yang berbasis di Guangzhou ini menargetkan sebanyak 50 persen dari total penjualan mobil mereka berasal dari luar China. Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Xpeng berencana memperluas cakupan ekspor hingga menjangkau 60 negara pada akhir 2025, dua kali lipat dari jumlah negara tujuan ekspor mereka saat ini.

Langkah ini mendapat dorongan besar dari investasi Volkswagen yang menyuntikkan dana sekitar 700 juta dolar AS pada Juli 2023 dan mengakuisisi hampir 5 persen saham Xpeng. Kemitraan strategis ini juga mencakup pengembangan dua kendaraan listrik bermerek Volkswagen untuk pasar China, yang akan memanfaatkan teknologi milik Xpeng. Produksi dari kerja sama ini dijadwalkan dimulai pada tahun 2026 mendatang.

Xpeng kini memfokuskan ekspansi mereka ke kawasan Eropa, Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Untuk memperkuat penetrasi pasar, perusahaan akan menanamkan modal besar di sekitar selusin negara kunci. Mereka telah mulai mengirimkan kendaraan ke beberapa negara Eropa seperti Polandia, Republik Ceko, Slowakia, dan Swiss. Bahkan, Indonesia disebut menjadi kandidat kuat sebagai lokasi pabrik pertama mereka di luar China, menandai langkah awal dalam lokalisasi produksi global.

Xpeng juga optimis bahwa hanya lima hingga tujuh merek kendaraan listrik yang akan bertahan secara global dalam satu dekade ke depan. Dalam menunjang ambisinya, perusahaan akan menggelontorkan dana sebesar 4,5 miliar yuan tahun ini untuk pengembangan kecerdasan buatan dan menargetkan peluncuran fitur berkendara otonom level 3 di pasar domestik pada akhir 2025.

Toyota Catat Pertumbuhan Produksi Global, Pulih dari Skandal Sertifikasi

Toyota Motor Corporation mencatat lonjakan produksi global sebesar 6 persen pada Februari 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan total mencapai 779.790 unit kendaraan. Peningkatan ini terutama didorong oleh produksi domestik di Jepang yang naik 16 persen, sementara produksi di luar negeri juga menunjukkan pertumbuhan positif. Berdasarkan laporan Reuters, penjualan Toyota di pasar domestik Jepang melonjak 28 persen, sedangkan di luar negeri hanya mengalami kenaikan tipis sebesar 2 persen.

Meskipun permintaan kendaraan Toyota di Amerika Utara tetap tinggi, produksi di wilayah tersebut justru mengalami penurunan sebesar 1 persen, dengan pengiriman mobil dari Jepang ke Amerika Serikat juga turun pada tingkat yang sama. Penurunan ini mencerminkan adanya tantangan dalam rantai pasokan dan kondisi pasar yang berubah. Sebelum ini, Toyota mengalami penurunan produksi global selama sembilan bulan berturut-turut hingga Oktober 2024, yang disebabkan oleh tekanan di pasar Amerika Serikat dan Tiongkok.

Namun, sejak awal tahun 2025, Toyota mulai menunjukkan pemulihan, dengan pertumbuhan produksi 6 persen pada Januari. Pemulihan ini didorong oleh peningkatan produksi di Jepang setelah skandal sertifikasi yang sempat mengguncang kepercayaan publik terhadap merek tersebut. Peningkatan produksi domestik pada Februari 2025 semakin mengukuhkan upaya Toyota dalam memperbaiki citra dan meningkatkan kualitas kendaraan di pasar dalam negeri.

Di tengah berbagai tantangan di pasar global, Toyota tetap optimistis dengan strategi yang diterapkan untuk mempertahankan dominasinya sebagai produsen mobil terkemuka di dunia. Fokus utama perusahaan kini tertuju pada peningkatan produksi dan penjualan di Jepang, yang diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi ketidakpastian pasar internasional.