Pada tahun depan, pemerintah Indonesia akan memberlakukan sejumlah regulasi baru, termasuk kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dari 11 persen menjadi 12 persen, serta opsen pajak kendaraan. Kebijakan ini diperkirakan akan berdampak signifikan pada industri otomotif, khususnya pada harga mobil yang akan berpengaruh langsung pada konsumen.
Moch Ranggy Radiansyah, Marketing Director PT Jetour Motor Indonesia, mengungkapkan bahwa perusahaan telah menyiapkan strategi untuk menghadapi kenaikan pajak tersebut. Salah satu langkah yang diambil adalah memproduksi mobil secara lokal.
“Untuk pajak 12 persen, kami sudah menyiapkan berbagai strategi. Salah satunya adalah produksi lokal. Produksi lokal adalah salah satu cara kami untuk menekan harga,” ujar Ranggy kepada Kompas.com di Jakarta Pusat, Selasa (4/12/2024).
PT Jetour Motor Indonesia merakit mobil secara lokal menggunakan fasilitas PT Handal Indonesia Motor di Pondok Ungu, Bekasi, yang juga digunakan oleh Chery dan Neta.
Meskipun belum dapat memastikan besaran kenaikan harga jual kendaraan akibat kenaikan PPN, Jetour berkomitmen untuk tetap menyediakan produk yang terjangkau bagi konsumen.
“Kami akan memastikan konsumen tetap bisa mengakses produk Jetour dengan harga yang terjangkau,” kata Ranggy.
Saat ini, Jetour menawarkan dua produk di pasar Indonesia, yaitu Dashing dan X70 Plus. Jetour Dashing merupakan SUV stylish yang ditujukan untuk generasi muda, sementara Jetour X70 Plus menawarkan kenyamanan dengan kabin yang luas dan fitur-fitur canggih.
Jetour Dashing dibanderol mulai Rp 398,8 juta untuk tipe Journey, dan Rp 430,8 juta untuk tipe Inspira. Sementara X70 Plus dijual dengan harga Rp 414,8 juta untuk tipe Journey dan Rp 444,8 juta untuk tipe Inspira.
Dengan strategi produksi lokal dan komitmen untuk menjaga keterjangkauan produk, Jetour berusaha untuk mengatasi dampak dari kenaikan pajak dan tetap memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia.