Kabar Baik untuk Warga Jabar: Bebas Denda Pajak Kendaraan, Buruan Manfaatkan!

Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali meluncurkan program pemutihan pajak kendaraan yang memberi angin segar bagi pemilik kendaraan bermotor, khususnya mereka yang berdomisili di Depok, Bogor, dan Bekasi. Program ini memberikan penghapusan denda atas keterlambatan pembayaran pajak kendaraan dari tahun-tahun sebelumnya. Meski begitu, masyarakat tetap diwajibkan melunasi pajak pokok untuk tahun berjalan, termasuk tahun 2025. Program ini hanya berlangsung sementara, yakni dari 20 Maret hingga 6 Juni 2025, sehingga penting untuk segera memanfaatkannya sebelum tenggat waktu berakhir.

Kini, mengecek besaran pajak kendaraan tidak lagi memerlukan kunjungan langsung ke kantor Samsat. Pemerintah telah menyediakan cara-cara digital yang praktis, salah satunya melalui aplikasi Samsat Digital Nasional (SIGNAL) milik Korlantas Polri. Aplikasi ini tersedia di Play Store dan App Store, dan memungkinkan pengguna melihat tagihan pajak cukup dengan mendaftarkan akun serta mengisi data kendaraan. Setelah itu, rincian pajak secara otomatis akan muncul di ponsel pengguna.

Sebagai alternatif, masyarakat juga dapat menggunakan situs e-Samsat yang disediakan oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Barat. Dengan memasukkan nomor polisi dan data pendukung, warga bisa langsung mengetahui jumlah tagihan beserta tanggal jatuh temponya. Dengan kemudahan yang tersedia, masyarakat diimbau segera melunasi kewajiban pajaknya tanpa denda, sebelum program berakhir.

Pemutihan Pajak Kendaraan di Jabar, Kado Spesial Jelang Lebaran

Menjelang Hari Raya Idul Fitri 2025, masyarakat Jawa Barat mendapatkan kabar gembira dari pemerintah daerah. Pemda Jabar resmi membebaskan denda serta tunggakan pajak kendaraan bermotor sebagai bentuk keringanan bagi warganya. Kebijakan ini ditandatangani langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebagai langkah progresif untuk meringankan beban masyarakat, khususnya bagi mereka yang selama ini mengalami kesulitan dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

Informasi terkait kebijakan tersebut diumumkan melalui akun Instagram resmi @bapenda.jabar. Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa pemilik kendaraan cukup membayar pajak tahunan yang sedang berjalan, sementara denda dan tunggakan pajak dari tahun-tahun sebelumnya akan dihapus. Program pemutihan ini menjadi hadiah istimewa bagi warga Jawa Barat yang selama ini terkendala dalam melunasi pajak kendaraan mereka. Langkah ini diharapkan dapat membantu pemilik kendaraan dalam memenuhi kewajiban pajaknya tanpa beban tambahan akibat denda yang terus menumpuk.

Kebijakan ini berlaku mulai 20 Maret 2025 hingga 6 Juni 2025, memberikan kesempatan yang cukup bagi masyarakat untuk segera memanfaatkan program pemutihan pajak ini. Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan semakin banyak warga yang dapat memenuhi kewajibannya, sehingga administrasi kendaraan mereka menjadi lebih tertib. Selain itu, program ini juga menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mendorong kepatuhan pajak serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kontribusi pajak bagi pembangunan daerah.

Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan bahwa kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk meringankan beban masyarakat, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah. Dengan meningkatnya kepatuhan pajak kendaraan bermotor, diharapkan dana yang terkumpul dapat digunakan untuk membiayai berbagai program pembangunan di Jawa Barat, termasuk infrastruktur jalan, fasilitas publik, dan layanan transportasi yang lebih baik.

Selain itu, Pemda Jabar juga akan memperkuat sosialisasi terkait program pemutihan pajak ini agar seluruh masyarakat dapat memahami mekanisme serta manfaat yang bisa mereka peroleh. Pemerintah akan menggandeng berbagai pihak, termasuk media massa dan platform digital, untuk menyebarluaskan informasi ini secara luas. Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) juga akan membuka layanan konsultasi dan bantuan di berbagai titik strategis agar masyarakat bisa mendapatkan informasi yang jelas terkait syarat dan prosedur pemutihan pajak ini.

Masyarakat diimbau untuk segera memanfaatkan program ini sebelum batas waktu yang ditentukan. Dengan kebijakan ini, diharapkan tidak ada lagi alasan bagi pemilik kendaraan untuk menunda pembayaran pajak. Pemerintah berharap inisiatif ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak secara tepat waktu, sehingga ke depannya tidak ada lagi akumulasi denda dan tunggakan pajak kendaraan bermotor.

Dapat Insentif PPnBM, Toyota Hybrid Makin Terjangkau dan Dominasi Pasar EV

Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid kini semakin menarik bagi konsumen setelah mendapatkan insentif dari pemerintah berupa penurunan tarif Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3 persen. Sebelumnya, Kijang Innova Zenix Hybrid dikenakan tarif PPnBM sebesar 7 persen, namun sejak Januari 2025 turun menjadi 4 persen. Hal serupa berlaku pada Yaris Cross Hybrid, yang tarifnya turun dari 6 persen menjadi 3 persen. Dengan kebijakan ini, harga kedua mobil mengalami penyesuaian, dengan penurunan berkisar antara Rp10 juta hingga Rp13 juta.

Mengacu pada situs resmi Toyota Astra, harga Kijang Innova Zenix Hybrid kini dibanderol mulai Rp467.700.000, sementara Yaris Cross Hybrid dipasarkan mulai Rp436.300.000. Kebijakan ini disambut baik oleh Toyota karena tidak hanya meningkatkan daya beli masyarakat, tetapi juga mempercepat pertumbuhan pasar kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Vice President Director PT Toyota-Astra Motor, Henry Tanoto, menyebut bahwa langkah ini dapat membantu pencapaian target net zero emission pada 2060 yang telah dicanangkan pemerintah.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), tren kendaraan listrik di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat. Pada 2021, pangsa pasar kendaraan listrik hanya 0,36 persen dari total penjualan mobil nasional, namun meningkat menjadi 7,09 persen pada 2023 dan mencapai 11,92 persen pada 2024 dengan angka penjualan mencapai 103.227 unit. Dari jumlah tersebut, mobil hybrid mendominasi dengan penjualan 59.903 unit atau 58,03 persen, sementara mobil listrik murni (BEV) mencatat angka 43.188 unit atau 41,84 persen, dan plug-in hybrid (PHEV) hanya menyumbang 136 unit atau 0,135 persen.

Toyota menjadi pemimpin di segmen hybrid dengan pangsa pasar 62,30 persen. Dari total penjualan EV Toyota pada 2024 yang mencapai 35.245 unit, kontribusi terbesar datang dari Kijang Innova Zenix Hybrid dengan 26.470 unit (75,12 persen), disusul Yaris Cross Hybrid sebanyak 4.144 unit (11,67 persen). Penjualan lainnya berasal dari Toyota Alphard Hybrid, Vellfire Hybrid, Camry Hybrid, serta Corolla Cross Hybrid. Keberhasilan ini mencerminkan komitmen Toyota dalam menghadirkan kendaraan ramah lingkungan yang mendukung pengurangan emisi dan pembangunan berkelanjutan.