Insentif PPnBM Dorong Popularitas Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid

Dua model mobil hybrid andalan Toyota, Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid, kini mendapatkan insentif berupa penurunan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3 persen. Sebelumnya, Kijang Innova Zenix Hybrid dikenakan tarif PPnBM sebesar 7 persen, namun sejak Januari 2025 turun menjadi 4 persen. Sementara itu, tarif untuk Yaris Cross Hybrid berkurang dari 6 persen menjadi 3 persen, yang jika dikonversi ke rupiah, menghasilkan penurunan harga sekitar Rp10 juta hingga Rp13 juta.

Berdasarkan informasi dari situs resmi Toyota Astra, harga terbaru Kijang Innova Zenix Hybrid mulai dari Rp467.700.000, sedangkan Yaris Cross Hybrid dibanderol dengan harga mulai dari Rp436.300.000. Kebijakan ini memberikan dampak positif bagi pelanggan Toyota sekaligus berkontribusi terhadap pertumbuhan pasar kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Toyota pun menyambut baik langkah pemerintah ini karena dinilai dapat meningkatkan daya beli masyarakat serta mempercepat transisi menuju target net zero emission pada 2060.

Menurut data dari Gaikindo, pasar kendaraan listrik di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2021, market share kendaraan listrik hanya 0,36 persen dari total penjualan mobil nasional, namun meningkat menjadi 7,09 persen pada 2023, dan mencapai 11,92 persen pada 2024 dengan total penjualan 103.227 unit. Dari jumlah tersebut, segmen hybrid mendominasi dengan 58,03 persen atau 59.903 unit, sementara kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) mencatatkan penjualan 43.188 unit dan plug-in hybrid (PHEV) sebanyak 136 unit.

Toyota berhasil meraih pangsa pasar terbesar di segmen mobil hybrid dengan 62,30 persen, di mana kontribusi terbesar berasal dari penjualan Kijang Innova Zenix Hybrid sebanyak 26.470 unit dan Yaris Cross Hybrid sebanyak 4.144 unit. Selain itu, model seperti Toyota Alphard Hybrid, Vellfire Hybrid, Camry Hybrid, dan Corolla Cross Hybrid turut menyumbang angka penjualan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari komitmen Toyota dalam menghadirkan kendaraan ramah lingkungan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan menciptakan mobilitas berkelanjutan.

Dapat Insentif PPnBM, Toyota Hybrid Makin Terjangkau dan Dominasi Pasar EV

Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid kini semakin menarik bagi konsumen setelah mendapatkan insentif dari pemerintah berupa penurunan tarif Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3 persen. Sebelumnya, Kijang Innova Zenix Hybrid dikenakan tarif PPnBM sebesar 7 persen, namun sejak Januari 2025 turun menjadi 4 persen. Hal serupa berlaku pada Yaris Cross Hybrid, yang tarifnya turun dari 6 persen menjadi 3 persen. Dengan kebijakan ini, harga kedua mobil mengalami penyesuaian, dengan penurunan berkisar antara Rp10 juta hingga Rp13 juta.

Mengacu pada situs resmi Toyota Astra, harga Kijang Innova Zenix Hybrid kini dibanderol mulai Rp467.700.000, sementara Yaris Cross Hybrid dipasarkan mulai Rp436.300.000. Kebijakan ini disambut baik oleh Toyota karena tidak hanya meningkatkan daya beli masyarakat, tetapi juga mempercepat pertumbuhan pasar kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Vice President Director PT Toyota-Astra Motor, Henry Tanoto, menyebut bahwa langkah ini dapat membantu pencapaian target net zero emission pada 2060 yang telah dicanangkan pemerintah.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), tren kendaraan listrik di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat. Pada 2021, pangsa pasar kendaraan listrik hanya 0,36 persen dari total penjualan mobil nasional, namun meningkat menjadi 7,09 persen pada 2023 dan mencapai 11,92 persen pada 2024 dengan angka penjualan mencapai 103.227 unit. Dari jumlah tersebut, mobil hybrid mendominasi dengan penjualan 59.903 unit atau 58,03 persen, sementara mobil listrik murni (BEV) mencatat angka 43.188 unit atau 41,84 persen, dan plug-in hybrid (PHEV) hanya menyumbang 136 unit atau 0,135 persen.

Toyota menjadi pemimpin di segmen hybrid dengan pangsa pasar 62,30 persen. Dari total penjualan EV Toyota pada 2024 yang mencapai 35.245 unit, kontribusi terbesar datang dari Kijang Innova Zenix Hybrid dengan 26.470 unit (75,12 persen), disusul Yaris Cross Hybrid sebanyak 4.144 unit (11,67 persen). Penjualan lainnya berasal dari Toyota Alphard Hybrid, Vellfire Hybrid, Camry Hybrid, serta Corolla Cross Hybrid. Keberhasilan ini mencerminkan komitmen Toyota dalam menghadirkan kendaraan ramah lingkungan yang mendukung pengurangan emisi dan pembangunan berkelanjutan.

Mobil Hybrid Semakin Terjangkau di Indonesia: Insentif Pemerintah dan Skala Ekonomi Jadi Kunci

Teknologi hybrid sebenarnya bukanlah hal baru di dunia otomotif. Namun, harga kendaraan hybrid hingga saat ini masih tergolong mahal jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar konvensional. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Indonesia memberikan insentif bagi mobil hybrid yang memenuhi syarat lokalisasi pada tahun 2025. Kebijakan ini diharapkan mampu menekan harga jual sehingga kendaraan ramah lingkungan ini bisa dijangkau lebih banyak masyarakat.

Public Relations Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Philardi Ogi, menjelaskan bahwa tingginya harga mobil hybrid disebabkan oleh perbedaan teknologi yang digunakan dibandingkan dengan mesin pembakaran internal (ICE). Komponen seperti baterai dan sistem kelistrikan menjadi faktor utama yang membuat biaya produksi lebih tinggi. “Teknologinya memang bukan baru, tetapi jika dibandingkan dengan elemen yang ada pada mobil ICE, harganya pasti berbeda,” ujar Ogi saat ditemui di Jakarta baru-baru ini.

Meski demikian, Ogi menekankan bahwa teknologi hybrid kini mulai merambah segmen menengah, membuka peluang bagi penerapannya pada segmen yang lebih rendah di masa depan. Sebagai contoh, Toyota sebelumnya hanya menghadirkan teknologi hybrid pada mobil kelas atas seperti Prius dan Camry. Namun, seiring perkembangan teknologi, kini model seperti MPV Kijang Innova Zenix dan SUV Yaris Cross juga telah mengadopsi teknologi tersebut.

Walaupun semakin banyak model yang menggunakan teknologi hybrid, kontribusinya dalam pasar otomotif nasional masih relatif kecil. Ogi mencatat bahwa saat ini pengguna mobil hybrid baru mencapai sekitar 7 persen dari total pasar. Skalabilitas produksi menjadi salah satu tantangan utama dalam menurunkan harga mobil hybrid. “Jika pangsa pasar hybrid bisa meningkat hingga 20 persen, biaya produksi akan menurun berkat skala ekonomi yang lebih besar,” jelas Ogi.

Dengan dukungan insentif pemerintah dan pertumbuhan permintaan konsumen, masa depan mobil hybrid di Indonesia diprediksi akan semakin cerah. Teknologi ini tidak hanya menawarkan efisiensi bahan bakar yang lebih baik tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, sejalan dengan upaya Indonesia menuju kendaraan ramah lingkungan yang lebih terjangkau bagi masyarakat luas.