PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) baru saja meluncurkan ekosistem kendaraan hidrogen pertama di Indonesia. Sebagai bagian dari inisiatif ini, Toyota meresmikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) atau Hydrogen Refueling Station (HRS) di pabriknya yang terletak di Karawang, Jawa Barat, pada Selasa, 11 Februari 2025.
Proyek pembangunan SPBH ini memakan waktu satu tahun dan melibatkan berbagai pihak terkait, mulai dari pemerintah Indonesia, BRIN, Pertamina, PLN, hingga Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHA). Langkah ini diambil untuk mendukung percepatan transisi energi hijau di Indonesia dan pengembangan ekosistem hidrogen yang ramah lingkungan.
Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto, dalam sambutannya menyatakan, “Ini adalah langkah signifikan dalam membawa solusi energi masa depan yang lebih berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk memastikan teknologi yang kami kembangkan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan mendukung upaya pemerintah menuju masa depan yang lebih hijau.”
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (HRS) yang diresmikan di Karawang dirancang untuk mengisi ulang kendaraan yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar, seperti forklift, truk, dan mobil. Meskipun saat ini hidrogen yang digunakan adalah grey energy, Toyota memiliki rencana jangka panjang untuk beralih ke green hydrogen—hidrogen yang dihasilkan melalui elektrolisis air dengan memanfaatkan energi terbarukan.
Proses transisi menuju green hydrogen ini akan dilakukan secara bertahap, mengingat kebutuhan infrastruktur, teknologi, dan investasi yang cukup besar. “Hidrogen yang kami gunakan saat ini menjadi bahan bakar untuk mobil hidrogen Toyota Mirai dan forklift. Ke depannya, kami berharap bisa memproduksi hidrogen sendiri,” tambah Nandi.
Menurut Toyota, hidrogen memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber energi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga melimpah dan mudah ditemukan, baik dalam bentuk air, gas alam, maupun biomas seperti minyak nabati dan gas metana. Potensi besar dari sumber daya alam terbarukan di Indonesia, seperti air, geothermal, dan senyawa lainnya, menjadikan negara ini sebagai tempat yang strategis untuk mengembangkan produksi hidrogen hijau.
Sejak beberapa tahun lalu, Toyota telah memperkenalkan mobil hidrogennya, Toyota Mirai, di pasar Indonesia. Meskipun begitu, hingga kini kendaraan berbasis hidrogen ini belum dijual secara massal. Namun, dengan adanya pengembangan ekosistem hidrogen ini, Toyota berharap dapat mempercepat adopsi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.
Dengan langkah ini, Toyota semakin memperkuat komitmennya dalam mendukung Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Ekosistem kendaraan hidrogen ini diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam perjalanan transisi energi nasional menuju pengurangan emisi karbon yang lebih signifikan.