Kabar kurang menggembirakan datang dari pemilik mobil listrik Neta di China. Salah satu pengguna, Ibu He dari Huzhou, mengeluhkan bahwa mobil Neta Aya miliknya yang baru berusia 1,5 tahun kini hanya mampu menempuh jarak 40 kilometer akibat masalah pada baterai. Masalah ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pengguna mobil listrik terkait daya tahan baterai.
Ibu He membeli mobil Neta Aya pada Mei 2023 dengan klaim jarak tempuh maksimal mencapai 401 kilometer. Namun, setelah memasuki musim dingin, ia mulai merasakan penurunan signifikan dalam performa baterai. Jarak tempuh mobilnya menurun drastis hingga hanya sekitar 60 kilometer sebelum akhirnya mencapai 40 kilometer. Ini menunjukkan bahwa kondisi cuaca dapat mempengaruhi kinerja baterai kendaraan listrik secara signifikan.
Setelah menyadari penurunan performa, Ibu He menghubungi dealer Anji Neta 4S untuk mendapatkan bantuan. Setelah pemeriksaan, dealer menyatakan bahwa baterai mobilnya mengalami kerusakan dan perlu diganti. Sayangnya, dealer tidak memiliki stok baterai pengganti, sehingga tidak dapat memberikan solusi segera. Ini mencerminkan tantangan dalam rantai pasokan suku cadang untuk kendaraan listrik yang dapat mengganggu kepuasan pelanggan.
Dengan jarak tempuh yang semakin menurun, Ibu He menghadapi kesulitan dalam melakukan perjalanan sehari-hari, termasuk perjalanan pulang pergi ke tempat kerjanya yang berjarak 42 kilometer. Hal ini menunjukkan bahwa masalah baterai tidak hanya berdampak pada performa kendaraan tetapi juga pada mobilitas penggunanya secara keseluruhan.
Pihak dealer telah berusaha menghubungi produsen untuk mendapatkan baterai pengganti, tetapi hingga saat ini belum ada kepastian kapan baterai akan tersedia. Sebagai solusi sementara, dealer meminjamkan kendaraan listrik berkecepatan rendah kepada Ibu He untuk membantu mobilitasnya. Ini menunjukkan upaya dealer untuk tetap memberikan layanan meskipun dalam situasi sulit.
Meskipun Neta menawarkan garansi untuk kendaraan mereka, laporan mengenai masalah ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas layanan purna jual dan dukungan pelanggan. Ibu He juga telah melaporkan masalah ini kepada layanan pelanggan Neta namun belum mendapatkan jawaban yang memuaskan. Ini mencerminkan pentingnya komunikasi yang baik antara produsen dan konsumen dalam mengatasi masalah teknis.
Kasus Ibu He dengan mobil listrik Neta Aya menyoroti tantangan yang dihadapi oleh industri kendaraan listrik terkait daya tahan baterai dan layanan purna jual. Dengan semakin banyaknya pengguna mobil listrik, penting bagi produsen untuk memastikan kualitas produk dan dukungan yang memadai agar dapat mempertahankan kepercayaan konsumen. Keberhasilan dalam menangani isu ini akan sangat menentukan masa depan mobil listrik di pasar global.