Toyota tengah mempertimbangkan perubahan nama untuk model mobil listriknya, bZ4X. Nama yang terdengar asing dan sulit diucapkan ini kabarnya akan diganti, meskipun keputusan tersebut baru akan direalisasikan pada tahun 2026. Saat ini, untuk model tahun 2025, nama bZ4X masih dipertahankan.
Direktur regional Toyota Kanada, seperti yang dikutip oleh Carscoops.com, mengungkapkan bahwa penggantian nama bZ4X sudah dipertimbangkan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan daya tarik dan pemahaman konsumen terhadap mobil listrik Toyota. Meskipun nama bZ4X memiliki filosofi di baliknya, dengan bZ yang berarti “Beyond Zero” untuk menggambarkan kendaraan ramah lingkungan, angka 4 yang merujuk pada ukuran, dan huruf X yang menunjukkan crossover, sebagian besar konsumen merasa nama ini sulit untuk diingat dan diucapkan.
Penting untuk dicatat bahwa nama model dengan angka memang sudah menjadi hal yang umum di dunia otomotif. Namun, bZ4X memiliki saingan dekat dari Subaru yang justru memilih nama “Solterra” untuk varian mobil listriknya. Keputusan Toyota terkait penggantian nama ini pun belum dijelaskan secara rinci apakah akan berlaku untuk seluruh dunia atau hanya pada beberapa pasar tertentu, seperti Amerika Utara.
Di pasar Indonesia, PT Toyota Astra Motor (TAM) juga memasarkan bZ4X, dengan harga mulai dari Rp 1,19 miliar untuk on-the-road Jakarta. Meskipun mengusung teknologi mobil listrik canggih, penjualan bZ4X di Indonesia belum memenuhi ekspektasi. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada periode Januari hingga November 2024, bZ4X tercatat hanya terjual sebanyak 27 unit.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun mobil listrik semakin diminati, pasar untuk model ini masih menghadapi tantangan, termasuk masalah kesadaran konsumen dan harga yang relatif tinggi. Toyota berharap dengan mengganti nama bZ4X, mereka dapat meningkatkan pemahaman dan daya tarik konsumen terhadap mobil listrik ini, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kendaraan ramah lingkungan di masa depan.