Ford Dominasi Daftar Recall Kendaraan Terbanyak di AS Tahun Ini

Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika Serikat mencatat bahwa Ford menjadi produsen otomotif dengan jumlah penarikan kendaraan (recall) terbanyak sepanjang tahun ini. Hingga saat ini, Ford telah melakukan penarikan sebanyak 38 kali, jauh melampaui pabrikan lain seperti Volkswagen yang hanya mencatat 12 kali recall sepanjang tahun.

Salah satu penarikan besar melibatkan 123.611 unit kendaraan, termasuk truk dan SUV seperti Ford F-150 dan Expedition tahun produksi 2017–2018, serta Lincoln Navigator dari tahun yang sama. Masalah utama terletak pada kebocoran master silinder rem yang dapat memengaruhi sistem pengereman ketika cairan rem turun di bawah level aman. Ford telah menerima 90 klaim garansi terkait permasalahan ini dan menyarankan pemilik kendaraan untuk segera membawa mobil mereka ke dealer resmi guna melakukan penggantian komponen tersebut.

Masalah lainnya juga muncul pada 24.655 unit Ford Explorer keluaran 2025 yang menggunakan mesin 2,3 liter EcoBoost. Kendaraan ini mengalami potensi pengaturan ulang modul kontrol powertrain secara mendadak saat sedang dikemudikan. Gangguan ini bisa menimbulkan suara berderak pada sistem parkir dan bahkan merusak komponen parkir bila mobil melaju di atas kecepatan 16 km/jam, serta berisiko menyebabkan hilangnya tenaga akselerasi secara tiba-tiba.

Selain itu, Ford juga menarik kembali sebanyak 1.168 unit kendaraan dari model Ranger dan Nautilus tahun 2024. Pemerintah menyatakan bahwa recall ini dilakukan karena kesalahan penanganan sebelumnya yang menyebabkan potensi gangguan keselamatan tambahan pada unit-unit tersebut.

Masalah ECU, Toyota Recall Ribuan Unit Raize dan Agya

PT Toyota Astra Motor (TAM) mengumumkan kampanye layanan khusus atau recall terhadap sejumlah unit Toyota Raize dan Agya akibat permasalahan pada electronic control unit (ECU). Masalah ini hanya berdampak pada varian tertentu, sementara beberapa model lainnya dinyatakan aman. Untuk Toyota Raize, recall berlaku bagi varian non-turbo dengan kapasitas mesin 1.200 cc yang diproduksi dari Juni 2021 hingga Juli 2024, dengan total unit terdampak mencapai 11.805 unit. Sementara itu, pada Agya, recall dilakukan pada varian A/T 1.200 cc yang diproduksi antara Juli 2022 hingga Juli 2024, dengan jumlah unit terdampak mencapai 20.390 unit.

Toyota menjelaskan bahwa kendaraan yang mengalami masalah ini memiliki sistem brake booster yang dikendalikan oleh ECU. Namun, ditemukan potensi malfungsi akibat pemrograman yang kurang tepat. Dalam kondisi tertentu, brake booster mungkin tidak dapat bekerja secara optimal, yang mengakibatkan jarak pengereman bertambah dan pengemudi harus memberikan tekanan lebih besar saat menginjak pedal rem. Hal ini tentu berdampak pada aspek keselamatan kendaraan di jalan raya.

Sebagai langkah penyelesaian, Toyota mengundang para pemilik Raize dan Agya yang terdampak untuk segera melakukan pengecekan dan pembaruan perangkat lunak pada ECU mereka. Proses ini tidak memerlukan penggantian komponen dan diperkirakan hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam. Pemilik kendaraan diimbau untuk segera mengunjungi bengkel resmi Toyota guna memastikan sistem pengereman berfungsi dengan baik dan menghindari risiko berkendara di jalan.