Vespa 946 Snake Tampil Eksklusif di SCBD, Simbol Kemewahan dan Gaya Hidup

PT Piaggio Indonesia menghadirkan Vespa 946 Snake sebagai ikon utama dalam toko pop-up yang digelar di Pacific Place Mall, SCBD, Jakarta Selatan. Acara yang berlangsung dari 24 Februari hingga 2 Maret 2025 ini menampilkan skuter edisi terbatas dengan desain unik yang terinspirasi dari lanskap bersalju dan grafis ular, sesuai dengan simbol tahun ular dalam kalender China. Selain skuter, Vespa juga memamerkan koleksi pakaian dan aksesori eksklusif dalam Vespa Snake Capsule, yang semakin memperkuat citra premium merek ini dalam dunia gaya hidup.

Piaggio Indonesia menegaskan komitmennya untuk membawa Vespa ke ranah yang lebih eksklusif melalui toko pop-up di berbagai lokasi prestisius sepanjang kuartal pertama 2025. Dengan inisiatif ini, perusahaan ingin menampilkan Vespa sebagai lebih dari sekadar kendaraan roda dua, melainkan sebagai karya desain autentik yang merepresentasikan kemewahan dan gaya hidup modern. Perusahaan menyatakan bahwa Vespa kini tidak hanya terbatas pada lingkungan umum, tetapi juga hadir di tempat-tempat premium yang merefleksikan eksklusivitas dan estetika tinggi.

Vespa 946 Snake hanya tersedia dalam jumlah terbatas, yakni 888 unit, menjadikannya koleksi langka bagi para pecinta otomotif. Dari segi spesifikasi, skuter ini memiliki dimensi panjang 1.965 mm, lebar 730 mm, serta jarak sumbu roda 1.405 mm. Menggunakan velg 12 inci dan ban berukuran 120/70 di depan serta 130/70 di belakang, kendaraan ini mengusung mesin 155cc yang mampu menghasilkan tenaga 12,7 hp dan torsi puncak 12,8 Nm. Dengan kombinasi desain eksklusif dan performa mumpuni, Vespa 946 Snake menjadi simbol kemewahan bagi para penggemar skuter premium.

Skutik Retro Terjangkau! Royal Alloy Termurah Hadir di IIMS 2025

Royal Alloy, yang berada di bawah naungan Utomocorp, baru-baru ini memperkenalkan skutik retro terbarunya yang menjadi model dengan harga paling terjangkau dalam jajaran mereka di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025. Skutik bergaya klasik asal Inggris ini dinamakan Royal Alloy GT2 Series. GT2 Series hadir sebagai pilihan baru yang berbeda dengan model sebelumnya, seperti GP150, yang sebelumnya telah hadir di pasar. Salah satu perbedaan utama yang dapat dilihat adalah penggunaan material bodi yang lebih ringan, yaitu plastik, yang membuatnya tampil lebih modern dan ramah di kantong.

Desain GT2 Series masih mengusung ciri khas Royal Alloy, dengan bodi yang sedikit membulat namun tetap mempertahankan sentuhan retro yang identik dengan brand ini. Meskipun mengusung desain klasik, skutik ini tetap dilengkapi dengan fitur-fitur modern yang sangat sesuai dengan kebutuhan pengguna masa kini.

Fitur-fitur unggulan dari GT2 Series meliputi TFT Colour LCD Instrument yang memberikan tampilan informasi yang lebih jelas dan modern, sistem pengereman ABS + TCS untuk kenyamanan dan keamanan dalam berkendara, penggunaan Smart Key untuk akses yang lebih praktis, serta sistem pendinginan Liquid Cooled yang memberikan kinerja mesin lebih optimal. CEO Utomocorp, Denny Utomo, menjelaskan bahwa GT2 Series dirancang untuk menjangkau segmen anak muda yang menyukai gaya retro, namun tetap menginginkan teknologi canggih dan harga yang terjangkau.

Skutik ini dipersenjatai dengan mesin SOHC 4-katup berkapasitas 148cc, dengan tenaga maksimal mencapai 11,5 hp pada 8500 rpm dan torsi 14,5 Nm pada 6500 rpm. GT2 Series hadir untuk melengkapi model-model Royal Alloy lainnya, seperti GP150, GT150, GP24, dan TG245 Sidecar.

Untuk harga, GT2 Series dibanderol Rp 49.000.000 (OTR Jakarta), menjadikannya sebagai pilihan yang paling terjangkau di antara produk Royal Alloy lainnya. Konsumen dapat memilih dari berbagai pilihan warna menarik, seperti Meteorite Grey dan Modern Orange untuk tipe Sport, serta Ivory, Dark Jade, Flame Red, Lemon Yellow, dan warna unik seperti Parrot, Swan, dan Durian untuk tipe Elegance.

Selain meluncurkan GT2 Series, Utomocorp juga memperkenalkan beberapa model lainnya, termasuk Tiagra Grande 245 sidecar dengan harga Rp 155.000.000 (OTR Jakarta). Produk ini hadir dengan berbagai pilihan warna menarik seperti Lemon Yellow, Vintage Brown Ivory, dan Ultra Blue Ivory. Menariknya, Royal Alloy di Asia Tenggara kini juga memimpin dalam menghadirkan kendaraan roda tiga dengan sidecar, yang sudah lolos homologasi dengan standar Eropa dan siap digunakan di jalanan.

Produk lainnya yang turut hadir di ajang ini adalah GP150 Mono Color Series yang dibanderol Rp 69.000.000 (OTR Jakarta) dengan pilihan warna Sherwood Green, Ocean Blue, dan Matt Silver. Selain itu, GP150 juga tersedia dalam varian Clear Case Series dengan harga Rp 75.000.000 (OTR Jakarta), serta berbagai pilihan warna Crystal Sapphire dan Crystal Jade. Untuk melengkapi jajaran produk, Utomocorp juga memperkenalkan Tigara Grande 150/245 Single dengan harga Rp 79.500.000 (OTR Jakarta), dan model Tigara Grande TG 245 yang dibanderol Rp 99.000.000 (OTR Jakarta), keduanya hadir dengan berbagai pilihan warna menarik.

Dengan peluncuran berbagai produk baru ini, Royal Alloy semakin memperkokoh posisinya di pasar skutik Indonesia dengan menawarkan desain klasik yang dipadukan dengan teknologi modern yang dapat memenuhi beragam kebutuhan pengendara.

Trendy & Unik! Yamaha Fazzio White Canvas Bikin Makin Kece

Yamaha Fazzio Hybrid Neo, skuter matik yang dikenal dengan desain retro modern, kini semakin populer sebagai bahan modifikasi. Salah satunya adalah Fazzio ‘White Canvas’ yang dimodifikasi dengan sentuhan bergaya kalcer milik Kharisma, seorang pria asal Bandung.

Kharisma mengaku bahwa Fazzio Hybrid Neo telah menarik perhatian banyak orang berkat desainnya yang sudah cukup stylish dan unik, bahkan tanpa modifikasi apapun. “Motor ini punya desain yang sangat compact dengan kesan retro yang tetap modern. Daya tariknya berbeda dibandingkan dengan skuter lainnya di kelasnya,” ujarnya. Fazzio memang dikenal dengan tampilan yang eye-catching, dan bagi Kharisma, itu adalah daya tarik utama yang membuatnya jatuh hati pada motor ini.

Namun, Kharisma tidak berhenti begitu saja. Ia memilih untuk menambahkan beberapa sentuhan modifikasi agar tampilannya semakin mencolok saat berkendara. Ia memilih warna putih sebagai dasar karena lebih mudah dipadupadankan dengan warna lain. Pilihan warna merah pun dipilih sebagai aksen yang memberikan kesan lebih segar dan bold.

Modifikasi selanjutnya meliputi penambahan berbagai aksesoris, seperti handguard, cover disc brake, backrack, front rack, serta sebuah box merah di bagian belakang. Kharisma menjelaskan bahwa aksesoris modifikasi ini dapat dengan mudah ditemukan melalui platform e-commerce atau media sosial, dan pemasangannya pun cukup sederhana.

“Modifikasi ini membuat Fazzio saya terlihat seperti motor dengan gaya kalcer ala cargo bike, yang jadi lebih khas dan sesuai dengan gaya saya,” tambah Kharisma. Gaya kalcer yang kini menjadi tren di kalangan Gen Z sangat kental dengan tampilan yang unik dan penuh karakter, sehingga cocok dengan konsep modifikasi motor ini.

Selain tampilannya yang menarik, Fazzio Hybrid Neo juga memiliki performa yang cukup tangguh. Motor ini dibekali mesin 124,86 cc yang menghasilkan tenaga sebesar 8,3 daya kuda pada 6.500 rpm dan torsi 10,6 Nm pada 4.500 rpm. Dalam uji coba keiritan yang dilakukan oleh tim Medcom.id, motor ini terbukti memiliki konsumsi bahan bakar yang sangat efisien, yaitu mencapai 94,7 km per liter.

Harga Yamaha Fazzio Hybrid Neo saat ini dibanderol sekitar Rp 23.705.000 (on the road DKI Jakarta). Dengan harga yang terjangkau dan potensi modifikasi yang menarik, Fazzio Hybrid Neo menjadi pilihan yang sangat populer bagi mereka yang ingin tampil beda di jalanan.

Apakah Anda tertarik untuk membuat motor Anda tampil seperti Fazzio ‘White Canvas’ milik Kharisma?

Jarak 1.000 Km, Begini Performa Konsumsi BBM Yamaha Nmax Neo!

Yamaha Nmax Neo S kembali menarik perhatian setelah menjalani uji coba touring jarak jauh yang mengesankan. Setelah sebelumnya, detikOto menguji Yamaha Nmax Turbo dalam perjalanan panjang dengan hasil konsumsi bahan bakar yang cukup memuaskan, kali ini giliran Yamaha Nmax Neo S yang menunjukkan performanya di rute yang sama.

Perjalanan dimulai dari Jakarta, menuju Kendal, Magelang, Purwokerto, dan kembali ke Jakarta, dengan total jarak yang ditempuh mencapai 1.083,7 kilometer. Rute yang dilalui sebagian besar adalah jalur pantura (Pantai Utara Jawa) yang didominasi jalanan lurus dan permukaan beton, memberikan tantangan tersendiri bagi mesin Yamaha Nmax Neo S.

Sebagai informasi, Yamaha Nmax Neo S dibekali mesin 155 cc dengan teknologi VVA (Variable Valve Actuation), yang menghasilkan tenaga maksimal 15,1 daya kuda pada 8.000 rpm dan torsi puncak 14,2 Nm pada 6.500 rpm. Mesin yang sama juga digunakan oleh Nmax Turbo, namun tanpa fitur YECVT dan turbo yang dimiliki oleh versi turbo. Meskipun demikian, performa mesin Neo S terbilang mumpuni untuk menaklukkan berbagai medan di perjalanan jauh ini.

Selama perjalanan, kecepatan motor dipacu antara 60 km/jam hingga 90 km/jam, tanpa memperhatikan prinsip eco riding dan fitur Start-Stop System (SSS) dimatikan. Hasilnya, Yamaha Nmax Neo S berhasil mencatatkan angka konsumsi bahan bakar rata-rata sebesar 47,6 km/liter, angka yang cukup mengesankan. Bahkan, saat mencapai daerah Batang, motor ini sempat mencatatkan angka konsumsi mencapai 50 km/liter.

Meski digunakan untuk melibas tanjakan dan turunan, terutama di daerah Temanggung dan Magelang, Yamaha Nmax Neo S tetap menunjukkan performa yang andal, tanpa kendala berarti. Teknologi VVA pada mesin menjaga tenaga motor tetap stabil di berbagai kecepatan dan kondisi jalan, baik itu di kecepatan tinggi maupun saat melintasi jalanan menanjak.

Dari sisi kenyamanan, meskipun motor ini dilengkapi dengan bagasi jok dan top box yang cukup penuh, Nmax Neo S tetap nyaman digunakan berkat suspensi yang cukup empuk dan handling yang responsif. Motor ini masih sangat lincah dan mudah untuk bermanuver meski membawa beban berat.

Dengan hasil konsumsi bahan bakar yang sangat irit dan performa yang stabil, Yamaha Nmax Neo S membuktikan bahwa motor ini adalah pilihan tepat untuk perjalanan jauh, dengan keunggulan tidak hanya dalam hal efisiensi bahan bakar, tetapi juga kenyamanan dan pengendalian yang menyenangkan.

Amankah Menyiram Rem Cakram Panas Saat Turun dari Gunung Telomoyo? Simak Penjelasannya!

Gunung Telomoyo, Magelang, Jawa Tengah, menjadi salah satu destinasi favorit para pengendara motor. Uniknya, motor dapat digunakan untuk mencapai puncaknya, menawarkan pengalaman berbeda bagi pengunjung. Namun, setelah menikmati keindahan panorama di atas, perjalanan turun menjadi tantangan tersendiri bagi para pengendara. Turunan sepanjang 30 menit dari puncak ke bawah membuat rem kendaraan bekerja ekstra keras.

Untuk mengatasi panas berlebih pada rem, pengelola wisata menyediakan fasilitas penyiraman air. Namun, apakah cara ini aman untuk rem cakram kendaraan?

Menurut informasi dari laman Wahana Honda, menyiram rem cakram yang panas dengan air bersih secara langsung sebenarnya tidak disarankan. Proses tersebut dapat merusak komponen rem cakram. Sebagai alternatif, disarankan untuk menunggu beberapa saat hingga rem sedikit mendingin sebelum disiram dengan air bersih untuk mempercepat proses pendinginan.

“Kondisi rem cakram yang terlalu panas memang dapat memengaruhi performanya. Namun, jika langsung disiram air, risiko kerusakan akan meningkat. Sebaiknya tunggu dulu sampai suhu menurun, baru kemudian siram dengan air,” tulis Wahana Honda.

Pendapat serupa disampaikan oleh Adrianto S. Wiyono, Advisor di Karya Fajar Ultima, perusahaan konsultan keselamatan jalan. Ia menjelaskan bahwa menyiram rem cakram yang panas secara tiba-tiba dapat menyebabkan fenomena thermal shock.

“Dalam ilmu fisika, ketika benda panas, molekulnya akan bergetar dan menjauh. Saat terjadi perubahan suhu mendadak, seperti ketika disiram air, molekul-molekul itu akan merapat dengan cepat, menyebabkan pendinginan yang tidak merata,” jelas Adrianto.

Ia menambahkan, efek dari thermal shock tergantung pada toleransi suhu material rem. Jika material tidak mampu menahan perubahan suhu yang drastis, rem cakram bisa retak atau bahkan melengkung.

Untuk itu, pengendara yang turun dari Gunung Telomoyo diimbau agar lebih berhati-hati dalam menjaga suhu rem cakram. Selain menunggu rem dingin sebelum menyiramnya, pengendara juga disarankan menggunakan teknik pengereman yang tepat, seperti memanfaatkan rem mesin (engine brake), untuk mengurangi beban pada rem utama. Dengan langkah-langkah yang benar, pengalaman berkendara di Gunung Telomoyo tetap aman dan menyenangkan.

Klub Moge Ingin Lewat Jalan Tol: Apa Dampaknya Bagi Pengendara Lain?

Isu terkait diperbolehkannya motor gede (moge) melintasi jalan tol kembali mencuat ke permukaan. Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras, mengajukan usulan agar moge diizinkan masuk jalan tol. Menurutnya, motor berkapasitas besar ini memiliki potensi sebagai pengguna yang mendatangkan pendapatan tambahan bagi pengelola jalan tol.

Andi menilai, moge bukan hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, tetapi juga sering digunakan untuk kegiatan pengawalan. Oleh karena itu, ia optimis bahwa motor gede dapat berkontribusi pada pemasukan negara jika diizinkan melintasi jalan tol.

“Selama ini, moge yang digunakan untuk pengawalan bisa masuk jalan tol. Tidak ada bedanya dengan moge lainnya, hanya tinggal diatur bagaimana cara berkendaranya agar tetap tertib,” ujar Andi saat diwawancarai pada Sabtu (25/1/2025).

Ia juga menekankan bahwa moge tidak akan merusak struktur jalan tol karena bobotnya jauh lebih ringan dibanding kendaraan logistik. “Motor gede ini tidak terlalu berat, berbeda dengan kendaraan besar. Ini hanya soal membuat aturan yang jelas agar tetap aman dan tertib,” tambah Andi.

Peluang Menambah Pendapatan dan Keamanan Berkendara

Andi juga melihat adanya potensi besar dari sisi ekonomi jika moge diizinkan masuk jalan tol. Ia memperkirakan jumlah moge di Indonesia cukup banyak, sehingga pendapatan dari kendaraan ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengelolaan jalan tol.

“Dengan moge menggunakan jalan tol, penghasilan bukan hanya berasal dari kendaraan roda empat. Hal ini bisa menjadi salah satu potensi pendapatan tambahan yang menguntungkan negara,” ujarnya.

Selain itu, ia menyoroti aspek keamanan. Menurut Andi, pengendara moge akan lebih aman di jalan tol dibandingkan di jalan arteri yang sering kali penuh dengan lalu lintas padat dan pengguna jalan lain yang kurang mematuhi aturan. “Di jalan tol, laju moge lebih terkontrol dan aman dibandingkan jalan biasa,” tegasnya.

Dukungan Motor Besar Club Indonesia

Presiden Motor Besar Club Indonesia (MBCI), Irianto Ibrahim, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan agar moge diizinkan melintasi tol, namun hanya pada ruas tertentu dan waktu tertentu, seperti akhir pekan.

“Kami tidak meminta akses ke seluruh ruas tol, cukup di beberapa titik strategis seperti Karawang-Cikampek atau Ciawi-Bogor. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi langsung dengan masyarakat yang bisa terganggu dengan keberadaan moge dalam jumlah besar,” jelasnya.

Irianto juga menyebutkan bahwa moge tidak ideal melintasi jalan tol terlalu jauh karena bisa menyebabkan kelelahan pada pengendara. “Kalau jaraknya terlalu jauh, misalnya 600 kilometer, itu malah membahayakan. Pengalaman kami di Route 66 Amerika Serikat, jalan panjang tanpa henti itu bisa bikin ngantuk,” tambahnya.

Perlu Regulasi Khusus

Meski wacana ini terus bergulir, izin moge untuk masuk tol belum terealisasi sepenuhnya. Saat ini, di Indonesia hanya ada tiga ruas tol yang mengizinkan motor masuk, yakni Tol Suramadu, Tol Bali Mandara, dan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara. Namun, ketiga ruas tol tersebut menyediakan jalur khusus untuk kendaraan roda dua, yang terpisah dari kendaraan roda empat.

Andi berharap, jika regulasi moge masuk tol dirumuskan dengan baik, hal ini dapat memberikan manfaat ekonomi sekaligus meningkatkan keselamatan berkendara di jalan raya. “Dengan aturan yang jelas, moge bisa menjadi contoh bagaimana cara berkendara yang aman dan tertib,” pungkasnya.

Kawinan Silang Yamaha Jupiter Z dan Honda Revo: Motor Bebek Baru Dikenalkan Dengan Harga Rp 20 Jutaan

Industri otomotif Indonesia kembali dihebohkan dengan peluncuran motor bebek terbaru yang merupakan hasil kawin silang antara Yamaha Jupiter Z dan Honda Revo. Motor ini hadir dengan desain menarik dan performa yang menjanjikan, serta dibanderol dengan harga yang terjangkau, yaitu sekitar Rp 20 juta.

Motor bebek baru ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan kendaraan praktis dan ekonomis. Dengan menggabungkan fitur-fitur terbaik dari Yamaha Jupiter Z dan Honda Revo, motor ini diharapkan dapat menarik perhatian penggemar motor bebek di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa produsen otomotif terus berinovasi untuk menciptakan produk yang relevan dengan selera pasar.

Motor ini memiliki desain yang menggabungkan elemen sporty dari Yamaha Jupiter Z dan kepraktisan dari Honda Revo. Ditenagai oleh mesin berkapasitas 125cc, motor ini menawarkan keseimbangan antara efisiensi bahan bakar dan performa yang cukup bertenaga untuk penggunaan sehari-hari. Ini mencerminkan tren saat ini di mana konsumen mencari kendaraan yang tidak hanya stylish tetapi juga fungsional.

Beberapa fitur unggulan dari motor bebek baru ini termasuk sistem pencahayaan LED yang modern, panel instrumen digital, dan suspensi yang nyaman untuk perjalanan jarak jauh. Dengan berbagai fitur tersebut, motor ini diharapkan dapat memberikan pengalaman berkendara yang lebih baik bagi penggunanya. Ini menunjukkan bahwa produsen semakin memperhatikan kenyamanan dan keselamatan pengendara.

Motor ini ditujukan untuk kalangan muda dan profesional yang membutuhkan kendaraan harian dengan biaya pemeliharaan yang rendah. Dengan harga Rp 20 juta, motor ini menjadi salah satu pilihan menarik di segmen motor bebek. Pemasaran akan difokuskan pada media sosial dan kampanye digital untuk menjangkau generasi milenial dan Gen Z yang lebih akrab dengan teknologi. Ini mencerminkan pentingnya strategi pemasaran modern dalam menarik perhatian konsumen.

Dengan peluncuran motor bebek baru hasil kawin silang antara Yamaha Jupiter Z dan Honda Revo, semua pihak berharap bahwa produk ini dapat memenuhi ekspektasi pasar dan menjadi salah satu pilihan utama di segmen motor bebek. Diharapkan bahwa inovasi seperti ini akan terus berlanjut, memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen serta mendorong pertumbuhan industri otomotif di Indonesia. Keberhasilan dalam penjualan motor ini akan menjadi indikator positif bagi produsen dalam menghadapi persaingan di pasar otomotif yang semakin ketat.

Royal Enfield Interceptor 650 Bertransformasi Menjadi Bobber Warna-Warni

Royal Enfield memperkenalkan versi terbaru dari Interceptor 650 yang telah dimodifikasi menjadi bobber dengan desain warna-warni yang menarik perhatian. Perubahan ini bertujuan untuk memberikan nuansa baru bagi penggemar sepeda motor sekaligus mempertahankan karakteristik klasik yang menjadi ciri khas Royal Enfield.

Royal Enfield Interceptor 650 dikenal sebagai motor yang menggabungkan gaya retro dengan performa modern. Modifikasi menjadi bobber ini dilakukan oleh berbagai bengkel modifikasi terkemuka, yang ingin memberikan sentuhan personal dan unik pada motor ini. Transformasi ini menunjukkan bahwa Royal Enfield berkomitmen untuk memenuhi selera konsumen yang semakin beragam dalam dunia otomotif.

Bobber baru ini menampilkan kombinasi warna cerah dan desain minimalis yang khas. Dengan penggunaan cat metalik yang mencolok, motor ini tidak hanya terlihat stylish tetapi juga menarik perhatian di jalan. Desain jok yang rendah dan bodi yang ramping memperkuat kesan bobber, menjadikannya pilihan ideal bagi pengendara yang menginginkan tampilan yang berbeda. Ini mencerminkan bagaimana estetika dapat menjadi faktor penting dalam menarik minat pembeli.

Meskipun mengalami perubahan desain, performa mesin tetap menjadi prioritas. Interceptor 650 dilengkapi dengan mesin paralel-twin 648cc yang menghasilkan tenaga maksimum 47 hp dan torsi 52 Nm. Dengan transmisi enam percepatan, motor ini menawarkan pengalaman berkendara yang responsif baik di jalan raya maupun dalam kondisi perkotaan. Ini menunjukkan bahwa modifikasi tidak mengorbankan performa demi estetika.

Bobber ini juga dilengkapi dengan fitur-fitur modern seperti lampu LED, sistem rem ABS, dan panel instrumen digital yang memberikan informasi penting kepada pengendara. Fitur-fitur ini memastikan bahwa meskipun tampil klasik, motor ini tetap menawarkan kenyamanan dan keamanan saat berkendara. Ini mencerminkan tren di industri otomotif untuk menggabungkan teknologi dengan desain klasik.

Dengan peluncuran Royal Enfield Interceptor 650 versi bobber warna-warni ini, semua pihak berharap dapat menarik perhatian lebih banyak penggemar sepeda motor di seluruh dunia. Diharapkan bahwa model ini akan sukses di pasaran dan memberikan inspirasi bagi modifikasi motor lainnya di masa depan. Keberhasilan dalam menghadirkan kombinasi antara gaya klasik dan modern akan menjadi langkah penting bagi Royal Enfield dalam mempertahankan posisinya sebagai salah satu produsen sepeda motor terkemuka.

Modifikasi Nyeleneh Yamaha R6: Roda Depan Seperti Bianglala

Sebuah modifikasi unik dari Yamaha R6 menarik perhatian publik setelah diubah menjadi motor dengan roda depan berukuran raksasa, menyerupai bianglala. Modifikasi ini tidak hanya mencolok secara visual, tetapi juga memicu berbagai reaksi di kalangan penggemar otomotif.

Modifikasi ini dilakukan oleh seorang penggemar motor yang ingin menciptakan sesuatu yang berbeda dan menarik perhatian. Dengan menggunakan roda depan yang sangat besar, modifikasi ini mengubah tampilan Yamaha R6 menjadi sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa kreativitas dalam modifikasi kendaraan dapat menghasilkan desain yang unik dan inovatif.

Roda depan motor ini memiliki diameter yang mencolok dan terbuat dari 420 bagian baja billet yang diproses secara terpisah. Bobot roda depan mencapai 165 kg, hampir setara dengan bobot motor sport utuh. Modifikasi ini tidak hanya berfungsi sebagai daya tarik visual tetapi juga memberikan tantangan baru dalam hal keseimbangan dan pengendalian. Ini mencerminkan bagaimana modifikasi ekstrem dapat mengubah karakteristik performa kendaraan.

Setelah foto dan video modifikasi ini viral di media sosial, banyak penggemar otomotif memberikan komentar beragam. Beberapa mengagumi kreativitas dan keberanian pemiliknya, sementara yang lain mempertanyakan fungsionalitas dan keamanan dari modifikasi tersebut. Ini menunjukkan bahwa dunia otomotif sering kali dipenuhi dengan pendapat yang beragam tentang inovasi dan eksperimen.

Modifikasi Yamaha R6 ini dapat menjadi inspirasi bagi para penggemar otomotif untuk bereksperimen dengan desain dan fungsi kendaraan mereka sendiri. Meskipun tidak semua orang akan setuju dengan pendekatan ekstrem seperti ini, hal ini membuka diskusi tentang batasan kreativitas dalam dunia modifikasi motor. Ini mencerminkan bagaimana budaya modifikasi terus berkembang dan mendorong batasan konvensional.

Dengan munculnya modifikasi nyeleneh seperti ini, semua pihak berharap agar kreativitas dalam dunia otomotif dapat terus berkembang tanpa batasan. Diharapkan bahwa para modifikator akan tetap memperhatikan aspek keselamatan dan fungsionalitas saat bereksperimen dengan desain baru. Keberhasilan dalam menciptakan inovasi yang menarik sekaligus aman akan menjadi indikator penting bagi masa depan industri modifikasi kendaraan.

Aerox Turbo Dibongkar! Intip Perubahan Rangka yang Bikin Penasaran

Yamaha Aerox terbaru tak hanya hadir dengan tambahan embel-embel “Turbo,” tetapi juga membawa sejumlah penyegaran pada struktur dan suspensinya. Pihak PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) bahkan memberikan kesempatan kepada awak media untuk mengeksplorasi berbagai perubahan signifikan pada rangka (frame) hingga sistem suspensi motor ini.

Dalam sebuah sesi khusus di Bogor, Jawa Barat, YIMM memamerkan dua unit Yamaha Aerox yang telah dibongkar untuk memperlihatkan perubahan strukturalnya. Salah satu modifikasi utama terlihat pada bagian tengah atau center tunnel yang menghubungkan main tube dengan sub-frame. Yamaha memutuskan untuk mempertebal material di area tersebut, yang sebelumnya hanya 11,7 mm kini menjadi 20,5 mm.

“Materialnya sekarang lebih tebal, dan titik pengelasan juga diperbanyak. Struktur ini telah kami perkuat untuk memberikan performa yang lebih baik,” ujar Ferry Nurul Fajar, perwakilan dari Service Education YIMM.

Ferry menambahkan bahwa penguatan pada rangka ini membuat Aerox lebih rigid dan stabil saat bermanuver. “Dengan center tunnel yang diperkuat, motor menjadi lebih kokoh. Ini memberikan rasa percaya diri saat berkendara, terutama di tikungan,” jelasnya.

Saat diuji di Sirkuit Karting Sentul, Yamaha Aerox terbaru menunjukkan stabilitas tinggi bahkan tanpa penggunaan performance damper. Manuver tajam dapat dilakukan dengan mulus, salah satunya berkat perubahan pada suspensi depan. Inner tube suspensi depan kini memiliki diameter lebih besar, dari sebelumnya 26 mm menjadi 30 mm.

“Sistem suspensi depan kami ubah, diameter inner tube lebih besar untuk menambah kestabilan. Selain itu, sudut caster dan trail juga disesuaikan meskipun jarak wheelbase tetap sama,” ungkap Ferry.

Peningkatan lainnya juga terlihat pada suspensi belakang, yang kini menggunakan rear sub-tank atau tabung peredam. Komponen ini terpasang di kedua batang suspensi, memberikan kenyamanan ekstra saat melewati jalanan yang tidak rata. “Suspensi belakang kami tingkatkan dengan mengubah setting-an spring rate-nya,” tambahnya.

Dengan semua perubahan tersebut, Yamaha Aerox terbaru bukan hanya lebih bertenaga, tetapi juga menawarkan pengalaman berkendara yang lebih stabil dan nyaman, baik untuk kecepatan tinggi di sirkuit maupun penggunaan harian di jalan raya. Pembaruan ini menjadikan Aerox sebagai salah satu pilihan menarik di segmen motor skutik sporty.