Sebanyak lima produsen otomotif ternama mengumumkan penarikan sukarela terhadap lebih dari 117 ribu kendaraan di Korea Selatan akibat ditemukannya cacat produksi. Menurut keterangan resmi dari Kementerian Perhubungan Korea Selatan pada Kamis, penarikan tersebut mencakup total 117.925 unit dari 49 model yang dipasarkan oleh Volvo Car Korea, Mercedes-Benz Korea, Man Truck & Bus Korea, Jaguar Land Rover Korea, dan Nissan Korea. Volvo tercatat sebagai yang paling terdampak dengan total 95.573 unit dari delapan model, termasuk XC60, yang harus ditarik akibat gangguan perangkat lunak pada perekam data, sehingga data perjalanan tidak tersimpan dengan baik. Mercedes-Benz juga melakukan recall terhadap 17.285 unit dari sembilan model seperti S580 4 MATIC, karena komponen dari selang rem dinilai tidak cukup tahan lama. Man Truck & Bus Korea harus memperbaiki 1.515 unit dari 24 model karena adanya cacat pada sistem kendali pusat kendaraan. Sementara itu, Jaguar Land Rover menarik 1.401 unit, termasuk New Range Rover P530 LWB, akibat potensi gangguan penglihatan saat mengemudi yang disebabkan oleh kelembapan yang masuk ke dalam kamera belakang. Nissan pun turut menarik 591 unit Pathfinder karena risiko kap mesin terbuka saat berkendara akibat cacat pada komponennya. Langkah penarikan ini merupakan bagian dari komitmen para produsen dalam menjaga keselamatan pengguna jalan dan standar mutu kendaraan.
Tag: Korea Selatan
Tarif Baru Trump: Industri Otomotif Dunia Terancam Krisis Besar
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan pengenaan tarif 25% untuk impor mobil pada Kamis, yang langsung mengguncang industri otomotif global. Kebijakan ini diperkirakan akan meningkatkan harga kendaraan secara signifikan, sementara dealer mobil di berbagai negara mulai memperingatkan potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam skala besar. Tarif tersebut merupakan langkah awal dari serangkaian kebijakan perdagangan baru yang akan diberlakukan pekan depan. Analis dari Barclays menyebut langkah ini sebagai kebijakan yang lebih keras dari perkiraan, di mana dampaknya tidak hanya dirasakan oleh Amerika Serikat, tetapi juga negara-negara pengekspor mobil utama seperti Jepang, Korea Selatan, Jerman, Kanada, dan Meksiko.
Volkswagen dalam pernyataannya menyebut kebijakan ini akan memberikan dampak negatif pada rantai pasokan global, dengan pelanggan yang harus menanggung kenaikan harga. Sementara itu, kelompok pendukung Trump, seperti Serikat Pekerja Otomotif AS, mendukung kebijakan ini dengan harapan dapat meningkatkan produksi dalam negeri, meskipun diakui bahwa transisi ini akan memakan waktu bertahun-tahun. American Automotive Policy Council (AAPC) juga menyatakan komitmennya terhadap visi Trump, tetapi menekankan bahwa kebijakan tersebut sebaiknya tidak membebani konsumen dengan lonjakan harga kendaraan.
Dampak dari kebijakan ini telah mengguncang pasar saham, di mana saham General Motors merosot hingga 7%, sementara Ford Motor dan Stellantis mengalami penurunan 3%. Perusahaan otomotif Eropa, termasuk Volkswagen, BMW, Mercedes-Benz, dan Porsche, kehilangan nilai pasar hingga 5,5 miliar euro dalam sehari. Beberapa produsen mobil, seperti Volvo, Audi, dan Hyundai, mempertimbangkan untuk memindahkan sebagian produksi mereka ke AS, sementara Ferrari berencana menaikkan harga mobilnya hingga 10%. Selain itu, laporan dari Cox Automotive memperkirakan gangguan produksi kendaraan di Amerika Utara dapat mencapai 20.000 unit per hari pada pertengahan April.
Tidak hanya itu, firma konsultan Anderson Economics Group (AEG) memperingatkan bahwa kebijakan tarif ini bisa memicu gelombang PHK besar-besaran, terutama di Amerika Utara. Kanada dan Meksiko, yang memiliki hubungan dagang erat dengan AS, diperkirakan akan mengalami dampak paling parah. Kepala pabrik Unifor 88 di Kanada bahkan memperkirakan bahwa industri otomotif di negaranya bisa mengalami penutupan dalam beberapa minggu jika tarif ini tetap diberlakukan.
Inovasi Terbaru! BYD Luncurkan 3 Mobil Listrik di Korea Selatan
BYD, produsen kendaraan listrik terkemuka, kini memperluas jangkauannya ke pasar mobil penumpang di Korea Selatan. Pada 16 Januari 2025, perusahaan asal China ini menggelar konferensi pers di Incheon untuk meresmikan kehadirannya di Negeri Ginseng. Dalam kesempatan tersebut, BYD memperkenalkan tiga model mobil listrik sekaligus, yaitu Atto 3, Seal, dan Sealion 7, yang siap meramaikan pasar kendaraan ramah lingkungan di Korea Selatan.
Melalui ekspansi ini, BYD bertujuan untuk semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri otomotif global, khususnya dalam kategori kendaraan listrik. Atto 3, salah satu model andalan yang diperkenalkan, hadir dalam dua versi, yaitu Standar dan Plus. Keduanya dipersenjatai dengan baterai lithium iron phosphate berkapasitas 60,48 kWh, yang menawarkan jarak tempuh hingga 321 kilometer dalam sekali pengisian penuh. Menariknya, Atto 3 dilengkapi dengan teknologi pengisian cepat, yang memungkinkan baterai terisi dari 20% hingga 80% hanya dalam waktu sekitar 30 menit, menjadikan kendaraan ini sangat praktis bagi konsumen yang mengutamakan efisiensi waktu.
Atto 3 akan dipasarkan dengan harga mulai 31 juta won atau sekitar Rp 337 juta, yang lebih mahal dibandingkan harga di China, tempat model ini dikenal dengan nama BYD Yuan Plus, yang dihargai sekitar Rp 267 juta. Walaupun demikian, BYD percaya bahwa kualitas dan performa yang ditawarkan akan memberikan nilai lebih bagi konsumen Korea Selatan.
Meski BYD bukanlah pemain baru di Korea Selatan, karena perusahaan ini sudah beroperasi selama hampir 10 tahun di sektor kendaraan komersial, seperti forklift listrik, bus listrik, dan truk listrik, langkah ini menandai upaya pertama mereka untuk memasuki pasar mobil penumpang. Untuk memperkenalkan produk-produknya, BYD menggandeng enam dealer resmi di Korea Selatan dan berencana membuka 15 showroom serta 11 pusat servis di kota-kota besar seperti Seoul dan Pulau Jeju.
Cho In-cheol, Kepala Divisi Mobil Penumpang BYD Korea Selatan, menyatakan bahwa perusahaan akan bekerja sama erat dengan dealer dan mitra untuk menghadirkan pengalaman berkendara terbaik dari merek BYD. Selain itu, BYD juga berencana untuk memamerkan model-model baru mereka pada Seoul Mobility Show yang akan berlangsung pada April 2025, sebuah kesempatan besar untuk memperkenalkan teknologi mobilitas ramah lingkungan kepada publik Korea Selatan.
Dengan langkah ini, BYD berupaya menambah pilihan kendaraan listrik di pasar Korea Selatan yang semakin berkembang dan mendukung upaya negara tersebut untuk mengurangi emisi karbon.
Korea Selatan Gelontorkan Rp17 Triliun Untuk Promosi Penjualan Kendaraan Listrik Di 2025
Kementerian Perindustrian Korea Selatan mengumumkan rencana untuk menginvestasikan 1,5 triliun won, setara dengan Rp17 triliun, guna mempromosikan penjualan kendaraan listrik (EV) di tahun 2025. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan adopsi kendaraan ramah lingkungan dan mengurangi emisi karbon di negara tersebut.
Investasi ini bertujuan untuk mendukung industri otomotif Korea Selatan dalam beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik. Pemerintah berharap bahwa dengan meningkatkan infrastruktur dan insentif bagi konsumen, mereka dapat mendorong lebih banyak masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Ini menunjukkan komitmen Korea Selatan terhadap keberlanjutan dan perlindungan lingkungan.
Kementerian Perindustrian akan menggunakan dana tersebut untuk berbagai program, termasuk pengembangan infrastruktur pengisian daya yang lebih luas dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang manfaat kendaraan listrik. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan insentif finansial bagi konsumen yang membeli EV, seperti potongan harga dan subsidi. Ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk berinvestasi dalam kendaraan ramah lingkungan.
Dengan investasi ini, Korea Selatan berupaya memperkuat posisinya sebagai salah satu pemimpin dalam industri otomotif global, khususnya dalam segmen kendaraan listrik. Beberapa produsen mobil besar di negara tersebut, seperti Hyundai dan Kia, sudah memiliki lini produk EV yang kuat. Dukungan pemerintah diharapkan dapat mempercepat inovasi dan produksi kendaraan listrik yang lebih efisien dan terjangkau.
Reaksi terhadap rencana investasi ini umumnya positif. Banyak pengamat industri percaya bahwa langkah ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian Korea Selatan dengan menciptakan lapangan kerja baru dalam sektor teknologi hijau. Masyarakat juga menyambut baik inisiatif ini sebagai langkah menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Dengan komitmen besar terhadap promosi kendaraan listrik melalui investasi Rp17 triliun ini, Korea Selatan menunjukkan bahwa mereka serius dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan berusaha menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Semua mata kini tertuju pada implementasi rencana ini dan bagaimana dampaknya terhadap industri otomotif serta masyarakat luas di tahun-tahun mendatang.
Zeekr Siap Masuki Pasar Otomotif Korea Selatan Dengan Dua Model Andalan
Zeekr, merek mobil listrik asal China yang dimiliki oleh Geely, mengumumkan rencana untuk memasuki pasar otomotif Korea Selatan. Merek ini akan membawa dua model andalannya, yaitu Zeekr X dan Zeekr 009, yang diharapkan dapat bersaing dengan merek-merek lokal dan internasional lainnya.
Zeekr telah menunjukkan ambisi besar untuk memperluas jangkauannya ke pasar internasional. Setelah sukses di beberapa negara Asia dan Eropa, langkah untuk memasuki Korea Selatan menandakan bahwa perusahaan ini berkomitmen untuk menjadi pemain utama dalam industri mobil listrik global. Dengan strategi ini, Zeekr berharap dapat menarik perhatian konsumen Korea yang semakin beralih ke kendaraan ramah lingkungan.
Zeekr X adalah SUV listrik yang dirancang untuk penggunaan sehari-hari di perkotaan, menawarkan kombinasi desain modern dan teknologi canggih. Mobil ini dilengkapi dengan baterai lithium-ion yang mampu menempuh jarak hingga 440 km dengan sekali pengisian daya. Sementara itu, Zeekr 009 merupakan MPV mewah yang menawarkan kenyamanan dan ruang yang luas, dengan jarak tempuh mencapai 582 km. Kedua model ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen Korea Selatan yang mencari kendaraan listrik berkualitas tinggi.
Kedua model tersebut dilengkapi dengan teknologi terbaru, termasuk sistem penggerak pintar dan fitur keselamatan canggih. Zeekr X memiliki kemampuan akselerasi dari 0 hingga 100 km/jam dalam waktu hanya 3,8 detik, menjadikannya pilihan menarik bagi penggemar kecepatan. Selain itu, fitur-fitur seperti sistem bantuan pengemudi dan konektivitas pintar akan meningkatkan pengalaman berkendara bagi pengguna.
Meskipun memiliki produk yang menarik, Zeekr akan menghadapi tantangan berat di pasar Korea Selatan yang sudah dipenuhi oleh merek-merek otomotif terkemuka seperti Hyundai dan Kia. Untuk bersaing secara efektif, Zeekr perlu membangun jaringan distribusi yang kuat dan memberikan layanan purna jual yang memuaskan. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan mereka tidak hanya bergantung pada produk tetapi juga pada strategi pemasaran dan dukungan pelanggan.
Dengan rencana peluncuran dua model unggulan di pasar Korea Selatan, tahun 2025 diharapkan menjadi tahun penting bagi Zeekr dalam memperluas pengaruhnya di industri otomotif global. Semua pihak kini diajak untuk menyaksikan perkembangan merek ini dan bagaimana mereka beradaptasi dengan tantangan di pasar baru. Keberhasilan Zeekr dalam memasuki pasar Korea Selatan dapat membuka peluang lebih besar untuk pertumbuhan di kawasan Asia lainnya.