Chery Tantang Dominasi Global, Siap Jadi Pemimpin Kendaraan Hybrid

Chery semakin mempertegas ambisinya untuk menjadi produsen kendaraan hybrid terdepan di dunia seiring dengan transformasi industri otomotif menuju energi baru terbarukan. Selama hampir tiga dekade, Chery telah membangun empat pilar inovasi utama, yakni teknologi fundamental, inovasi lintas batas, pengembangan terintegrasi, serta inovasi berkelanjutan yang memastikan evolusi merek secara progresif. Dengan dukungan lebih dari 30.000 tenaga ahli riset dan delapan pusat R&D global, Chery terus menghadirkan teknologi terbaru untuk sektor hybrid dengan strategi redundansi teknologi.

Salah satu pencapaian terbesarnya adalah Chery Super Hybrid (CSH), yang menggabungkan mesin hybrid generasi kelima dengan efisiensi termal 44,5 persen, transmisi DHT Super Electric Hybrid, serta baterai berperforma tinggi yang mampu beroperasi dalam suhu ekstrem dari minus 35 hingga 60 derajat Celsius. Teknologi ini juga memungkinkan akselerasi 0-100 km/jam hanya dalam 4,26 detik, menjadikannya salah satu sistem hybrid paling canggih saat ini.

Chery juga memperkuat posisinya di industri dengan menjalin kemitraan bersama lembaga riset, universitas, dan perusahaan global terkemuka. Dengan lebih dari 200 laboratorium yang berfokus pada keselamatan, performa kendaraan, material, hingga efisiensi energi, Chery memastikan setiap inovasi diuji secara mendalam sebelum diterapkan. Pengawasan ketat juga dilakukan terhadap para pemasok komponen inti guna menjamin standar kualitas global.

Sebagai satu-satunya pabrikan otomotif China yang diakui sebagai Pusat Riset Teknik Hemat Energi dan Perlindungan Lingkungan Nasional, Chery terus mempercepat pengembangan kendaraan ramah lingkungan. Dengan ekosistem inovasi yang luas, Chery bertekad menjadi pemimpin revolusi kendaraan hybrid global.

Toyota FT-Me: Mobil Futuristik Ramah Lingkungan untuk Perkotaan

Toyota resmi memperkenalkan FT-Me di pasar Eropa sebagai solusi mobilitas urban yang ramah lingkungan dan inovatif. Kendaraan ini merupakan wujud komitmen Toyota dalam menghadirkan transportasi yang efisien serta berkelanjutan, sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat perkotaan yang terus berkembang. Terinspirasi dari kesuksesan Toyota dalam menghadirkan kendaraan ramah lingkungan untuk Olimpiade Tokyo 2021 dan Paris 2024, FT-Me mengusung desain premium dengan konsep futuristik.

Dengan dimensi kompak yang hanya dapat menampung dua penumpang, FT-Me dirancang agar mudah bermanuver di jalanan sempit serta mempermudah pengendara dalam mencari tempat parkir. Gaya desainnya terinspirasi dari bentuk helm jet, mengombinasikan warna hitam dan putih untuk memberikan kesan kokoh, aman, serta ringan. Mobil ini juga ditujukan bagi pengemudi pemula, termasuk mereka yang berusia 14 tahun di beberapa negara, sehingga memperluas aksesibilitas kendaraan listrik.

FT-Me dilengkapi dengan sistem konektivitas canggih yang memungkinkan integrasi sempurna dengan ponsel pintar untuk akses tanpa kunci serta berbagai fitur digital lainnya. Selain itu, kendaraan ini dibuat dengan material daur ulang untuk mengurangi jejak karbon hingga 90 persen dibandingkan dengan mobil perkotaan konvensional. Teknologi panel surya yang disematkan di bagian atap juga mampu mengisi daya baterai utama, menambah jarak tempuh hingga 30 km per hari tergantung kondisi cuaca.

Dengan konsep “Mobilitas untuk Semua”, FT-Me menawarkan fleksibilitas tinggi bagi pengemudi muda maupun mereka yang ingin menikmati gaya hidup sederhana di tengah dinamika kota modern.

Volkswagen Kembali ke Tombol Fisik, Akhir dari Era Serba Layar Sentuh?

Volkswagen (VW) telah memutuskan untuk mengembalikan tombol fisik pada kendaraan masa depan mereka, menggantikan kontrol berbasis layar sentuh dan slider haptic yang sempat menjadi tren. Keputusan ini diambil setelah banyak pelanggan mengeluhkan kesulitan dalam mengoperasikan fitur-fitur penting saat berkendara.

Kepala desain VW, Andreas Mindt, menegaskan bahwa perusahaan tidak akan mengulangi kesalahan dengan mengandalkan kontrol digital sepenuhnya. Ia berjanji bahwa semua mobil VW ke depan, dimulai dengan ID.2all yang akan rilis tahun depan, akan dilengkapi tombol fisik untuk fungsi-fungsi utama seperti volume, pengaturan suhu, kecepatan kipas, dan lampu hazard yang terletak di bawah layar sentuh.

Fenomena ini bukan hanya terjadi di VW. Hyundai juga menyadari bahwa pelanggan merasa frustasi saat tidak dapat dengan mudah mengontrol fitur kendaraan mereka dalam situasi darurat. Beberapa model Hyundai dan Kia, seperti Ioniq 6 dan EV6, telah mengadopsi tampilan layar sentuh dominan, tetapi umpan balik pengguna membuat mereka mempertimbangkan kembali desain interiornya.

Di China, Xiaomi bahkan menawarkan aksesori tambahan bagi pelanggan yang menginginkan kontrol fisik pada mobil mereka. Sementara itu, tren kendaraan serba layar dimulai lebih dari satu dekade lalu dengan Tesla Model S, yang menghilangkan sebagian besar tombol fisik demi layar sentuh besar. Namun, beberapa fitur seperti tuas sinyal belok kini mulai dihadirkan kembali pada Model Y dan mungkin Model 3.

Keputusan Volkswagen untuk mengembalikan tombol fisik juga sejalan dengan kebijakan Program Penilaian Mobil Baru (NCAP) Uni Eropa yang akan memberlakukan regulasi baru pada tahun depan. Regulasi tersebut mewajibkan kontrol fisik tertentu agar mobil dapat memperoleh peringkat keselamatan tertinggi. Meskipun demikian, beberapa eksekutif otomotif, seperti kepala perangkat lunak Rivian, Wassy Bensaid, masih berpendapat bahwa kontrol digital adalah masa depan dan tombol fisik hanya anomali yang perlahan akan menghilang.