Hyundai Palisade Highroof Debut di Seoul Mobility Show 2025, Kabin Lebih Tinggi dan Mewah

Hyundai kembali mencuri perhatian pada ajang Seoul Mobility Show 2025 di Korea Selatan dengan memperkenalkan varian terbaru dari SUV andalannya, yakni Palisade Highroof. Model ini tampil mencolok berkat atapnya yang lebih tinggi, menawarkan kenyamanan ekstra bagi penumpang, terutama mereka yang memiliki postur tubuh lebih tinggi dari rata-rata. Tidak seperti versi sebelumnya yang hanya menawarkan atap tinggi sebagai opsi tambahan aftermarket, varian Highroof kini hadir dengan desain tersebut secara langsung dari pabrikan, memberikan tampilan yang lebih menyatu dan struktur yang lebih kokoh.

Secara dimensi, Palisade Highroof memiliki panjang 5.060 mm, lebar 1.980 mm, tinggi mencapai 2.002 mm, dan jarak sumbu roda 2.970 mm. Ini berarti varian ini memiliki tinggi 237 mm lebih besar dari versi standarnya. Untuk menunjang proporsi bodi yang semakin menjulang, Hyundai membekalinya dengan pelek berdiameter 20 inci yang membuat tampilannya semakin elegan.

Meski masih dalam tahap prototipe pra-produksi, beberapa bocoran fitur interior telah terungkap. Di antaranya adalah layar lipat pada atap di baris kedua, cup holder dengan fungsi pemanas dan pendingin, serta pengisian daya nirkabel untuk ponsel. Hyundai juga mengisyaratkan bahwa Palisade Highroof akan tersedia dalam dua konfigurasi tempat duduk, yaitu empat dan enam penumpang. Dengan begitu, SUV ini tak hanya cocok untuk keperluan keluarga, namun juga menjadi kendaraan ideal bagi kalangan eksekutif yang menginginkan kenyamanan kelas atas dalam berkendara.

Hyundai Ioniq 5 N Kembali Bermasalah Usai Recall, Pengguna Mengeluh

Hyundai melakukan penarikan kembali atau recall terhadap mobil listrik Hyundai Ioniq 5 N. Namun, setelah proses recall dilakukan, muncul permasalahan baru pada kendaraan listrik berperforma tinggi tersebut. Bahkan, masalah ini berpotensi membahayakan pengguna.

Hyundai menarik kembali model Ioniq 5 N 2025 karena ditemukan adanya gangguan pada sistem pengereman. Laporan menyebutkan bahwa kendala pada rem ini telah menyebabkan insiden kecelakaan.

Sebanyak 1.508 unit Hyundai Ioniq 5 N terkena recall untuk memperbaiki kesalahan perangkat lunak yang berisiko menurunkan performa pengereman. Berdasarkan laporan dari Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Amerika Serikat (NHTSA), permasalahan tersebut bisa meningkatkan risiko kecelakaan.

Masalah ini terjadi terutama ketika fitur pengereman kaki kiri (left-foot braking) digunakan. Hyundai Ioniq 5 N dilengkapi dengan fitur tersebut agar memberikan pengalaman berkendara yang lebih menyenangkan di lintasan balap.

Fitur pengereman kaki kiri berfungsi untuk mengoptimalkan distribusi bobot serta mempercepat peralihan dari akselerasi penuh ke pengereman maksimal. Namun, dalam kondisi tertentu, kesalahan perangkat lunak dapat mengakibatkan tekanan pada sistem anti-lock braking system (ABS) menurun, sehingga sistem ABS bisa mengalami gangguan saat dibutuhkan.

Akibat malfungsi ABS ini, jarak pengereman menjadi lebih panjang. Pengemudi yang terbiasa melakukan pengereman mendadak dalam situasi darurat mungkin akan terkejut jika fitur keselamatan ini tiba-tiba gagal berfungsi.

Setelah dilakukan recall, justru muncul permasalahan lain pada Hyundai Ioniq 5 N. Mengutip laporan dari Carscoops, beberapa pemilik kendaraan ini melaporkan dua kendala baru yang cukup mengkhawatirkan pasca recall.

Pertama, mobil mengalami akselerasi tak terduga, seperti mengalami gas yang tersangkut. Beberapa pengguna melaporkan bahwa kendaraan tetap melaju meski pedal gas sudah dilepaskan.

“Mobil terus berakselerasi dalam mode N-shift setelah pedal gas dilepaskan, yang sangat berbahaya,” ujar seorang pengguna di forum IoniqForum. Dalam sebuah video yang diunggah di Reddit, terlihat mobil tetap melaju kencang meski pengemudi sudah melepaskan pedal gas.

Selain itu, beberapa pengguna juga mengeluhkan bahwa perpindahan gigi virtual di Ioniq 5 N terasa lebih halus dibandingkan sebelumnya. Ada pula yang menyebutkan bahwa suara khas dari mobil ini menjadi lebih senyap, padahal fitur perpindahan gigi serta suara buatan merupakan bagian dari daya tarik utama kendaraan ini.

Volkswagen Kembali ke Tombol Fisik, Akhir dari Era Serba Layar Sentuh?

Volkswagen (VW) telah memutuskan untuk mengembalikan tombol fisik pada kendaraan masa depan mereka, menggantikan kontrol berbasis layar sentuh dan slider haptic yang sempat menjadi tren. Keputusan ini diambil setelah banyak pelanggan mengeluhkan kesulitan dalam mengoperasikan fitur-fitur penting saat berkendara.

Kepala desain VW, Andreas Mindt, menegaskan bahwa perusahaan tidak akan mengulangi kesalahan dengan mengandalkan kontrol digital sepenuhnya. Ia berjanji bahwa semua mobil VW ke depan, dimulai dengan ID.2all yang akan rilis tahun depan, akan dilengkapi tombol fisik untuk fungsi-fungsi utama seperti volume, pengaturan suhu, kecepatan kipas, dan lampu hazard yang terletak di bawah layar sentuh.

Fenomena ini bukan hanya terjadi di VW. Hyundai juga menyadari bahwa pelanggan merasa frustasi saat tidak dapat dengan mudah mengontrol fitur kendaraan mereka dalam situasi darurat. Beberapa model Hyundai dan Kia, seperti Ioniq 6 dan EV6, telah mengadopsi tampilan layar sentuh dominan, tetapi umpan balik pengguna membuat mereka mempertimbangkan kembali desain interiornya.

Di China, Xiaomi bahkan menawarkan aksesori tambahan bagi pelanggan yang menginginkan kontrol fisik pada mobil mereka. Sementara itu, tren kendaraan serba layar dimulai lebih dari satu dekade lalu dengan Tesla Model S, yang menghilangkan sebagian besar tombol fisik demi layar sentuh besar. Namun, beberapa fitur seperti tuas sinyal belok kini mulai dihadirkan kembali pada Model Y dan mungkin Model 3.

Keputusan Volkswagen untuk mengembalikan tombol fisik juga sejalan dengan kebijakan Program Penilaian Mobil Baru (NCAP) Uni Eropa yang akan memberlakukan regulasi baru pada tahun depan. Regulasi tersebut mewajibkan kontrol fisik tertentu agar mobil dapat memperoleh peringkat keselamatan tertinggi. Meskipun demikian, beberapa eksekutif otomotif, seperti kepala perangkat lunak Rivian, Wassy Bensaid, masih berpendapat bahwa kontrol digital adalah masa depan dan tombol fisik hanya anomali yang perlahan akan menghilang.

Hyundai Tanggapi Insiden Mobil Listrik Ioniq 5 Mogok di Ancol

Kabar mengenai mobil listrik Hyundai Ioniq 5 yang diduga mogok di kawasan Ancol, Jakarta Utara, baru-baru ini mencuri perhatian publik. Kejadian yang terekam dalam sebuah video viral tersebut menimbulkan berbagai spekulasi tentang penyebabnya. Namun, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) melalui pernyataan resmi menyatakan bahwa mereka masih menunggu laporan lebih lanjut dari konsumen terkait insiden tersebut.

Chief Marketing Officer (CMO) HMID, Budi Nur Mukmin, mengungkapkan bahwa pihaknya belum bisa memberikan komentar lebih lanjut mengenai kejadian yang viral di media sosial tersebut. “Kami belum menerima laporan resmi terkait kejadian ini, dan saat ini kami masih menunggu informasi lebih lanjut,” kata Budi saat dihubungi detikOto pada Sabtu (7/2).

Insiden tersebut pertama kali dibagikan oleh akun @indocarstuff, yang menunjukkan mobil listrik Hyundai Ioniq 5 mogok di tengah jalan, tepatnya di jalan yang cukup sempit di arah Ancol. Dalam narasi yang disertakan, dikatakan bahwa mobil mengalami masalah yang diduga berasal dari komponen tertentu. Namun, beberapa spekulasi lainnya mengatakan bahwa masalah tersebut mungkin hanya disebabkan oleh baterai mobil yang habis.

Meskipun video ini sudah tersebar luas dan disaksikan lebih dari 140 ribu kali, penyebab pasti dari mogoknya mobil tersebut hingga saat ini masih menjadi misteri. Budi Nur Mukmin menambahkan bahwa pihak Hyundai memiliki layanan darurat 24 jam, yaitu Road Side Assistance, yang siap membantu pelanggan dalam situasi seperti ini. “Layanan darurat kami siap memberikan bantuan bagi konsumen yang menghadapi masalah di jalan, termasuk untuk mobil listrik kami yang membutuhkan bantuan pengisian ulang baterai melalui layanan EV mobil charging service,” ujarnya.

HMID juga menegaskan bahwa layanan darurat ini bertujuan untuk memberikan solusi cepat bagi para pemilik mobil Hyundai, termasuk dalam situasi mogok di tengah perjalanan.

Meski belum ada konfirmasi resmi mengenai penyebab pasti mogoknya Hyundai Ioniq 5, kejadian ini memberikan perhatian lebih bagi konsumen mobil listrik. Sementara itu, Hyundai Motors Indonesia terus berkomitmen untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan pelanggan melalui berbagai fasilitas pendukung, termasuk layanan darurat dan pengisian ulang baterai.

Pabrik Hyundai Di Bekasi Mulai Produksi Massal Creta N Line

PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) resmi memulai produksi massal untuk model terbaru, New Creta N Line, di pabrik mereka yang berlokasi di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Peluncuran ini menandai langkah penting bagi Hyundai dalam memenuhi permintaan pasar domestik dan internasional untuk kendaraan SUV yang semakin diminati.

Produksi New Creta N Line ini merupakan bagian dari strategi Hyundai untuk memperkuat posisinya di pasar otomotif Indonesia dan Asia Tenggara. Model ini adalah varian terbaru dari Creta yang telah sukses di pasaran sejak diluncurkan. Dengan memanfaatkan fasilitas produksi yang modern, Hyundai berharap dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan. Ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi dan sumber daya manusia di Indonesia.

Setiap tahap produksi, mulai dari pencetakan pelat baja hingga perakitan akhir, dilakukan oleh tim engineer dan teknisi berpengalaman. Proses ini juga dilengkapi dengan sistem kontrol kualitas yang ketat untuk memastikan bahwa setiap unit Creta yang diproduksi memenuhi standar tinggi yang ditetapkan oleh Hyundai. Ini mencerminkan pentingnya kualitas dalam industri otomotif dan bagaimana perusahaan berusaha untuk memberikan produk terbaik kepada konsumen.

Dengan dimulainya produksi New Creta N Line, Hyundai tidak hanya fokus pada pasar domestik tetapi juga berencana untuk mengekspor model ini ke berbagai negara. Sejak tahun 2022, Hyundai telah mengekspor kendaraan ke lebih dari 60 negara di kawasan Asia Pasifik, Amerika Tengah, dan Timur Tengah. Ini menunjukkan bahwa pabrik Cikarang tidak hanya berfungsi sebagai basis produksi lokal tetapi juga sebagai pusat distribusi internasional.

Presiden Direktur HMMI, Bong Kyu Lee, menyatakan bahwa mereka berharap produk baru ini dapat memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia dan mendapatkan sambutan positif dari pasar. Dengan fitur-fitur canggih dan desain yang menarik, New Creta N Line diharapkan dapat bersaing dengan model-model lain di segmen SUV. Ini mencerminkan upaya Hyundai untuk terus berinovasi dan menyesuaikan produk mereka dengan preferensi konsumen.

Dengan peluncuran New Creta N Line dan peningkatan kapasitas produksi, semua pihak berharap bahwa Hyundai dapat terus mempertahankan momentum pertumbuhan di pasar otomotif Indonesia. Keberhasilan model ini akan sangat bergantung pada penerimaan konsumen dan kemampuan perusahaan untuk terus menghadirkan inovasi serta memenuhi ekspektasi pasar. Diharapkan bahwa langkah ini akan membawa dampak positif bagi industri otomotif lokal serta ekonomi secara keseluruhan.

Lima Model EV Hyundai Dapat Keringanan Pajak Di AS, Dukung Pertumbuhan Pasar

Pada tanggal 4 Januari 2025, Hyundai Motor Group mengumumkan bahwa lima model kendaraan listrik (EV) mereka akan memenuhi syarat untuk program keringanan pajak di Amerika Serikat. Ini adalah langkah penting bagi perusahaan dalam upaya memperluas pangsa pasar EV mereka di negara tersebut.

Model-model yang termasuk dalam program keringanan pajak ini adalah Hyundai Ioniq 5, Ioniq 9, Kia EV6, Kia EV9, dan Genesis GV70. Pembeli dari model-model ini berhak mendapatkan potongan pajak hingga $7.500, yang merupakan bagian dari undang-undang yang dikenal sebagai Inflation Reduction Act (IRA) yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden. Keringanan ini bertujuan untuk mendorong adopsi kendaraan listrik dan mendukung industri otomotif domestik.

Untuk memenuhi syarat mendapatkan keringanan pajak, kendaraan harus dirakit di Amerika Utara dan menggunakan mineral serta komponen baterai yang diperoleh dari negara-negara mitra dagang AS atau yang diproses di dalam negeri. Dengan memenuhi kriteria ini, Hyundai dapat memberikan insentif yang menarik bagi konsumen yang ingin beralih ke kendaraan listrik.

Dengan adanya keringanan pajak ini, Hyundai diharapkan dapat meningkatkan penjualan model EV mereka di pasar AS. Menurut analisis industri, insentif pajak menjadi faktor penting dalam keputusan pembelian konsumen. Dengan reputasi Hyundai dan Kia yang semakin kuat dalam segmen kendaraan listrik, langkah ini dapat menarik lebih banyak pelanggan untuk beralih ke mobil ramah lingkungan.

Hyundai juga baru saja membuka pabrik senilai $7,6 miliar di Georgia untuk memproduksi model-model EV mereka. Pabrik ini akan membantu meningkatkan kapasitas produksi dan memastikan bahwa lebih banyak kendaraan dapat dirakit di Amerika Serikat, sehingga memenuhi syarat untuk keringanan pajak. Langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk berinvestasi dalam pasar otomotif AS.

Dengan lima model EV yang kini memenuhi syarat untuk keringanan pajak di AS, Hyundai Motor Group menunjukkan langkah strategis dalam menghadapi persaingan di pasar kendaraan listrik. Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun penting bagi pertumbuhan segmen EV di Amerika Serikat, dengan harapan bahwa insentif pajak ini akan mendorong lebih banyak konsumen untuk memilih kendaraan listrik sebagai alternatif transportasi mereka. Semua mata kini tertuju pada bagaimana perkembangan ini akan memengaruhi industri otomotif secara keseluruhan.

Perusahaan Hyundai Akan Pamerkan Tampilan Kaca Depan Holografik Di CES 2025

Pada tanggal 16 Desember 2024, perusahaan otomotif ternama, Hyundai, mengumumkan bahwa mereka akan memperkenalkan inovasi teknologi terbaru mereka di ajang Consumer Electronics Show (CES) 2025, yaitu tampilan kaca depan holografik yang dapat mengubah cara kita berinteraksi dengan kendaraan. Inovasi ini diprediksi akan membawa dampak besar bagi industri otomotif, terutama dalam hal keselamatan dan pengalaman berkendara.

Kaca depan holografik Hyundai dirancang untuk menampilkan informasi penting secara langsung di kaca depan mobil dengan cara yang lebih jelas dan intuitif. Dengan menggunakan teknologi augmented reality (AR), pengemudi akan melihat petunjuk navigasi, informasi kendaraan, dan peringatan keselamatan tanpa harus mengalihkan perhatian dari jalan. Teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dengan menyajikan data yang relevan secara langsung di depan mata pengemudi.

Selain fokus pada keselamatan, tampilan holografik juga dirancang untuk menciptakan pengalaman berkendara yang lebih interaktif dan menyenangkan. Pengemudi dapat mengakses berbagai informasi dan mengontrol beberapa fitur kendaraan dengan cara yang lebih sederhana, cukup dengan sentuhan atau gerakan tangan di udara. Ini membuka potensi baru untuk desain antarmuka kendaraan yang lebih futuristik dan lebih mudah digunakan.

Salah satu manfaat utama dari kaca depan holografik ini adalah pengurangan gangguan pengemudi. Saat ini, pengemudi seringkali harus menurunkan pandangan mereka ke layar di dashboard untuk mendapatkan informasi. Dengan teknologi ini, informasi penting ditampilkan langsung di kaca depan, mengurangi kebutuhan untuk memindahkan perhatian dari jalan, yang pada gilirannya dapat mengurangi potensi kecelakaan.

Hyundai mengungkapkan bahwa teknologi kaca depan holografik ini sudah memasuki tahap pengujian dan akan siap untuk dipamerkan kepada publik di CES 2025. Jika sukses, teknologi ini akan segera diperkenalkan pada model kendaraan produksi massal dalam beberapa tahun ke depan. Ini menjadi langkah maju bagi Hyundai dalam mewujudkan mobil masa depan yang tidak hanya canggih dari segi performa, tetapi juga lebih aman dan lebih terhubung.

Inovasi kaca depan holografik yang akan diperkenalkan Hyundai di CES 2025 menunjukkan bagaimana teknologi dapat mengubah cara kita berkendara. Dengan fokus pada keselamatan, interaktivitas, dan kenyamanan, teknologi ini bisa menjadi langkah penting menuju kendaraan masa depan yang lebih cerdas dan lebih aman. Nantikan kehadiran teknologi ini dalam kendaraan Hyundai yang akan datang, yang akan memberikan pengalaman berkendara yang lebih futuristik.

Perusahaan Hyundai Harap Tak Ada PHK Di Industri Otomotif Usai UMP Naik

Jakarta – Hyundai Motor Indonesia mengungkapkan harapannya agar tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri otomotif, meskipun upah minimum provinsi (UMP) di beberapa daerah mengalami kenaikan signifikan pada akhir 2024. Kenaikan UMP ini diperkirakan dapat memberikan tantangan bagi beberapa perusahaan, termasuk produsen mobil, dalam hal pengelolaan biaya tenaga kerja.

Kenaikan UMP yang terjadi di sejumlah daerah, termasuk di kawasan industri otomotif, memberikan tekanan tambahan bagi perusahaan otomotif yang sudah menghadapi biaya operasional yang tinggi. Hyundai menilai bahwa walaupun kenaikan ini berpotensi meningkatkan biaya produksi, mereka berharap bisa mengelola dampaknya dengan baik tanpa harus melakukan PHK. “Kami sangat berharap sektor otomotif tidak terpaksa mengurangi tenaga kerja, karena kami yakin sektor ini memiliki potensi besar untuk terus berkembang,” ujar president director Hyundai Motor Indonesia, Woo Hyun Lee.

Hyundai Indonesia berencana untuk menghadapi tantangan ini dengan meningkatkan efisiensi produksi dan memperkenalkan inovasi baru dalam proses manufaktur. Mereka juga fokus pada pengembangan produk yang lebih ramah pasar, seperti kendaraan listrik dan model hemat bahan bakar, yang diharapkan dapat mengurangi biaya operasional dalam jangka panjang. Dengan strategi tersebut, Hyundai berharap bisa mempertahankan tingkat produksi yang stabil dan menghindari pengurangan karyawan.

Selain itu, Hyundai juga mengharapkan adanya dukungan dari pemerintah dan asosiasi industri untuk menciptakan kebijakan yang mendukung kelangsungan industri otomotif tanpa mempengaruhi kesejahteraan tenaga kerja. Pemerintah diminta untuk mempertimbangkan kebijakan yang bisa memberikan kelonggaran bagi industri agar tetap kompetitif meski ada kenaikan biaya operasional.

Meskipun tantangan dihadapi, Hyundai tetap optimis terhadap prospek industri otomotif di Indonesia. Dengan pasar yang besar dan semakin berkembangnya teknologi otomotif, mereka yakin sektor ini masih memiliki ruang untuk berkembang. “Kami akan terus berinovasi dan mencari solusi untuk menghadapi tantangan ini, serta tetap memberikan kontribusi positif bagi perekonomian dan tenaga kerja Indonesia,” tutup Woo Hyun Lee.

Perusahaan Hyundai Memperkenalkan Instercross Untuk Tipe Petualang

Pada tanggal 22 Oktober 2024, Hyundai resmi memperkenalkan model terbaru mereka, Instercross, yang ditujukan bagi para pecinta petualangan. Mobil ini dirancang untuk memberikan pengalaman berkendara yang maksimal di berbagai medan, sekaligus menawarkan teknologi dan kenyamanan modern.

Instercross hadir dengan desain yang tangguh dan sporty. Gaya eksteriornya menampilkan garis-garis tegas dan bentuk aerodinamis, memberikan kesan modern dan berani. Ditambah dengan roof rack yang fungsional dan bodi yang lebih tinggi, mobil ini siap untuk menjelajah di medan off-road sekaligus tampil stylish di perkotaan.

Hyundai tidak hanya fokus pada tampilan, tetapi juga menyematkan berbagai fitur teknologi canggih di dalam Instercross. Sistem infotainment terbaru dilengkapi dengan layar sentuh besar, konektivitas smartphone, dan navigasi berbasis GPS. Selain itu, fitur keselamatan seperti sistem penghindaran tabrakan dan kontrol stabilitas menjadikan pengalaman berkendara lebih aman.

Dari segi performa, Instercross dilengkapi dengan mesin bertenaga yang mampu menghadapi berbagai kondisi jalan. Pilihan mesin bensin dan diesel memberikan fleksibilitas kepada pengguna, sementara sistem penggerak all-wheel drive memastikan traksi yang optimal di medan yang sulit. Hal ini menjadikan Instercross sebagai kendaraan ideal untuk perjalanan jauh dan petualangan.

Peluncuran Instercross disambut positif oleh para penggemar otomotif. Banyak yang mengapresiasi kombinasi antara desain yang menarik, teknologi modern, dan kemampuan off-road yang handal. Hyundai berharap model ini dapat menarik perhatian konsumen yang mencari kendaraan multifungsi untuk kebutuhan petualangan mereka.

Dengan peluncuran Instercross, Hyundai menunjukkan komitmennya untuk menghadirkan inovasi dalam industri otomotif. Mobil ini tidak hanya menjadi alat transportasi, tetapi juga teman setia bagi para petualang yang ingin menjelajahi keindahan alam. Segera coba dan rasakan pengalaman berkendara yang berbeda dengan Instercross!

Hyundai Recall Tucson 2025 Yang Dikirim Tanpa Label Peringatan Airbag

Pada tanggal 24 September 2024, Hyundai Motor Company secara resmi mengumumkan penarikan (recall) model Tucson 2025 yang baru diluncurkan karena masalah serius terkait kelengkapan keamanan. Diketahui bahwa sejumlah unit Tucson 2025 dikirim ke konsumen tanpa label peringatan airbag yang wajib ada. Label tersebut biasanya terpasang pada visor penumpang depan dan memberikan informasi penting mengenai risiko penggunaan airbag, terutama untuk anak-anak dan bayi. Kesalahan ini dianggap berpotensi membahayakan keselamatan penumpang.

Pentingnya Label Peringatan Airbag


Label peringatan airbag memainkan peran penting dalam mengingatkan pengguna tentang bahaya yang bisa timbul jika airbag tidak digunakan dengan benar. Label ini terutama memberikan informasi tentang risiko memasang kursi bayi atau anak-anak di kursi depan, yang bisa berakibat fatal jika airbag mengembang. Tanpa label ini, pengguna mungkin tidak mendapatkan informasi vital mengenai keselamatan, yang dapat meningkatkan risiko cedera serius dalam kecelakaan.

Dampak Recall bagi Konsumen dan Hyundai


Penarikan ini mempengaruhi ribuan unit Tucson 2025 di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara di Eropa. Hyundai segera meminta para pemilik kendaraan yang terdampak untuk membawa mobil mereka ke dealer resmi guna menambahkan label peringatan airbag yang sesuai. Recall ini juga diharapkan dapat meminimalkan potensi dampak negatif pada keselamatan konsumen serta menjaga reputasi Hyundai di tengah persaingan ketat di industri otomotif.

Langkah Hyundai dalam Mengatasi Masalah


Sebagai respons cepat, Hyundai telah menghubungi para pemilik kendaraan yang terdampak dan menawarkan perbaikan gratis. Perusahaan juga menjelaskan bahwa masalah ini tidak mempengaruhi kinerja airbag itu sendiri, hanya kelalaian pada pemasangan label peringatan. Hyundai berkomitmen untuk menyelesaikan recall ini dengan cepat dan memastikan bahwa semua kendaraan Tucson 2025 sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku.